Mengenal Mikroplastik, Ancaman bagi Kesehatan Manusia

JAKARTA, sustainlifetoday.com – Mikroplastik, partikel plastik berukuran kurang dari 5 milimeter, kini ditemukan hampir di mana-mana, dari lautan hingga makanan sehari-hari. Namun, yang lebih mengkhawatirkan adalah dampaknya terhadap kesehatan manusia.
Apa Itu Mikroplastik dan Dari Mana Asalnya?
Mikroplastik terbagi menjadi dua jenis utama: mikroplastik primer dan mikroplastik sekunder. Mikroplastik primer adalah partikel kecil yang memang diproduksi dalam ukuran mikro, seperti microbeads dalam produk perawatan kulit, pasta gigi, dan deterjen. Sementara itu, mikroplastik sekunder berasal dari degradasi plastik yang lebih besar, seperti botol air minum, kantong plastik, atau serat sintetis dari pakaian yang larut ke dalam air setiap kali dicuci.
Di Indonesia, mikroplastik banyak ditemukan di berbagai lingkungan, terutama di perairan dan makanan laut. Sebuah penelitian dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menemukan bahwa mikroplastik telah mencemari 80% ikan di perairan Indonesia, termasuk yang dikonsumsi oleh masyarakat.
Selain itu, kandungan mikroplastik juga telah terdeteksi dalam garam dapur lokal serta air minum kemasan. Sumber utama pencemaran mikroplastik di Indonesia berasal dari limbah plastik rumah tangga, industri, serta pencucian pakaian berbahan poliester dan nilon.
Mikroplastik dalam Tubuh Manusia
Penelitian yang dipublikasikan di The Guardian mengungkapkan bahwa plasenta dari kelahiran prematur mengandung mikroplastik dalam jumlah yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelahiran normal. Studi ini menemukan 203 mikrogram plastik per gram pada plasenta prematur, jauh lebih tinggi dibandingkan dengan 130 µg/g pada plasenta kelahiran normal.
Jenis plastik seperti PET, PVC, poliuretan, dan polikarbonat paling banyak ditemukan terkait dengan kelahiran prematur. Meskipun penelitian ini hanya menunjukkan asosiasi dan bukan sebab-akibat, temuan ini menyoroti perlunya penelitian lebih lanjut mengenai potensi hubungan kausal antara paparan mikroplastik dan kelahiran prematur.
Selain itu, paparan mikroplastik secara terus-menerus pada manusia berpotensi menimbulkan risiko kesehatan pencernaan. Beberapa penelitian telah mengaitkan paparan ini dengan efek negatif pada sistem pencernaan manusia, seperti kerusakan saluran pencernaan, peradangan usus, dan dampak merugikan pada mikrobiota usus manusia.
Dampak kesehatan lainnya yang telah diidentifikasi meliputi gangguan sistem saraf, gangguan hormonal, dan gangguan kekebalan tubuh. Paparan mikroplastik juga telah dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker.
Dr. Jane Collins, peneliti di bidang toksikologi lingkungan, menyatakan, “Mikroplastik tidak hanya menjadi masalah lingkungan, tetapi juga ancaman nyata bagi kesehatan manusia. Paparan jangka panjang dapat menyebabkan berbagai gangguan kesehatan yang serius.”
Mengurangi Paparan Mikroplastik
Dengan temuan-temuan ini, penting bagi Sustain Peeps untuk meningkatkan kesadaran akan bahaya mikroplastik dan mengambil langkah-langkah untuk mengurangi paparan.
Beberapa cara yang dapat dilakukan antara lain dengan mengurangi penggunaan plastik sekali pakai, memilih pakaian berbahan alami yang tidak mengandung serat sintetis, serta memfilter air minum untuk mengurangi kemungkinan konsumsi partikel mikroplastik. Selain itu, diperlukan kebijakan lingkungan yang lebih ketat guna mengendalikan produksi dan limbah plastik di Indonesia.
Mikroplastik mungkin tak kasat mata, tetapi dampaknya sangat nyata. Dengan tindakan yang tepat, Sustain Peeps dapat membantu melindungi kesehatan manusia dan lingkungan dari ancaman plastik mikro yang terus mengintai.
Baca Juga: