BRIN Kembangkan Fast Charging untuk Mobil Listrik

JAKARTA, sustainlifetoday.com – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) bekerja sama dengan PT Indojaya Mitra Sarana untuk mengembangkan teknologi fast charging atau pengisian cepat kendaraan listrik sebagai upaya untuk mendorong energi bersih.
“Kolaborasi ini bertujuan untuk mendukung pengembangan teknologi kendaraan listrik, khususnya dalam menciptakan solusi infrastruktur pengisian kendaraan listrik yang lebih efisien dan ramah lingkungan,” kata Kepala Pusat Riset Konversi dan Konservasi Energi BRIN Tata Sutar, Senin (16/12).
Tata menjelaskan bahwa kerjasama tersebut berfokus untuk mengembangkan prototipe fast charging kendaraan listrik, dengan tingkat komponen dalam negeri (TKDN) maksimal. Teknologi ini juga dirancang untuk pengisian baterai mobil listrik.
“Salah satu masalah yang sering dihadapi adalah lamanya waktu pengisian baterai kendaraan listrik, dan teknologi ini diharapkan dapat mempercepat proses tersebut,” jelas Tata.
BRIN bersama PT Indojaya Mitra Sarana menyediakan bahan dan alat, serta mengembangkan perangkat lunak Open Charge Point Protocol (OCPP) versi 2 untuk Central System Management Software (CSMS) dan Client.
Selanjutnya, pemrograman perangkat lunak OCPP client versi 1.6 untuk charger Phoenix Contact dan Vector, serta merakit prototipe. Riset ini mencakup pengujian desain sirkuit listrik, panel, sistem proteksi, sampai sistem pengisian baterai.
“Kami berharap semua komponen dapat diuji secara menyeluruh agar sistem pengisian ini benar-benar efektif dan siap digunakan,” lanjut Tata.
Sementara itu, Kepala Organisasi Riset Energi dan Manufaktur BRIN Cuk Supriyadi Ali Nandar menyebut kerja sama tersebut berpotensi dapat meningkatkan penggunaan komponen lokal dalam teknologi kendaraan listrik.
“Pengembangan perangkat fast charging berbasis komponen dalam negeri akan membuka peluang bagi industri lokal untuk berkembang, menciptakan lapangan kerja, serta mendorong pertumbuhan ekonomi nasional,” ujar Supriyadi .
Direktur PT Indojaya Mitra Sarana, Edward menyebut bahwa teknologi fast charging memanfaatkan komponen yang diproduksi di dalam negeri. Menurutnya, infrastruktur fast charging yang efisien dengan dukungan komponen lokal dapat mendorong peningkatan penggunaan kendaraan listrik.
“Dengan teknologi yang efisien dan ramah lingkungan, Indonesia dapat memainkan peran penting dalam transisi energi berkelanjutan, baik di tingkat nasional maupun internasional,” kata Edward.