Transaksi SPKLU Meningkat Drastis, Tren Kendaraan Listrik Berjalan Positif?

Jakarta, sustainlifetoday.com – Tren transisi ke kendaraan listrik di Indonesia menunjukkan perkembangan positif, sebagaimana diungkapkan oleh PT PLN (Persero) dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi XII DPR RI, Senin (2/12).
Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, mengungkapkan bahwa transaksi di Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) meningkat hingga lima kali lipat per tahun.
“Jumlah transaksi di SPKLU kami meningkat lima kali lipat per tahun. Pada Lebaran 2023, terdapat 2.500 transaksi, dan pada Lebaran 2024 melonjak menjadi 12.600 transaksi. Kami memproyeksikan pada Lebaran 2025, angka ini akan mencapai 64.600 transaksi,” ujar Darmawan.
Peningkatan tersebut tidak hanya terlihat pada jumlah transaksi, tetapi juga pada volume penjualan listrik. Pada momen Lebaran 2023, penjualan listrik di SPKLU PLN tercatat sebesar 49 MWh, dan meningkat lima kali lipat menjadi 253 MWh pada Lebaran 2024. Proyeksi untuk Lebaran 2025 bahkan mencapai 1.340 MWh.
Darmawan menyoroti bahwa lonjakan ini salah satunya didorong oleh meningkatnya popularitas kendaraan listrik, terutama merek mobil listrik asal China yang mengalami penjualan pesat.
“Penjualan mobil listrik dari salah satu merek China meningkat drastis dalam beberapa bulan terakhir, sehingga memengaruhi lonjakan transaksi di SPKLU,” jelas Darmawan.
PLN pun menyatakan kesiapannya untuk memenuhi kebutuhan infrastruktur pengisian daya dengan memperbanyak jumlah SPKLU. Saat ini, terdapat 248 SPKLU di 108 lokasi, ditambah dengan tiga unit SPKLU mobile. PLN juga telah merancang pemasangan SPKLU tambahan di rest area Tol Trans Jawa, Trans Sumatera, serta ruas Jalan Nasional, dengan jarak rata-rata antar SPKLU sekitar 23 km.
“Kami berusaha mengantisipasi lonjakan permintaan agar tidak terjadi antrean panjang, terutama menjelang momen-momen seperti Lebaran,” tambahnya.
Melihat tren positif ini, PLN menargetkan peningkatan signifikan dalam penyediaan SPKLU untuk tahun 2025. Upaya ini diharapkan tidak hanya mendukung ekosistem kendaraan listrik, tetapi juga mempercepat transisi energi bersih di Indonesia.
Transisi ke kendaraan listrik ini merupakan langkah strategis yang sejalan dengan target pengurangan emisi karbon dan ketergantungan pada bahan bakar fosil. Dengan adanya dukungan infrastruktur yang memadai, diharapkan lebih banyak masyarakat beralih ke kendaraan listrik, mendorong keberlanjutan transportasi di Indonesia.