Studi Ungkap Ruang Hijau Bisa Kurangi Kebiasaan Merokok

Jakarta, sustainlifetoday.com — Sebuah studi internasional yang melibatkan lebih dari 18.000 orang dewasa dari 18 negara menunjukkan bahwa tinggal dekat dengan ruang hijau berkorelasi kuat dengan penurunan kebiasaan merokok dan konsumsi alkohol harian.
Temuan ini datang dari tim peneliti University of Exeter dalam proyek BlueHealth yang didanai oleh program Horizon 2020 Uni Eropa. Mereka menemukan bahwa individu yang hidup di lingkungan paling hijau memiliki kemungkinan 13% lebih kecil untuk merokok dan 31% lebih kecil untuk mengonsumsi alkohol secara rutin, dibandingkan mereka yang tinggal di area dengan sedikit elemen alam.
Tak hanya lokasi tempat tinggal, kunjungan rutin ke alam, setidaknya seminggu sekali juga berkaitan dengan berkurangnya kebiasaan merokok.
“Ini bukan kebetulan,” ujar Dr. Mat White dari University of Vienna.
“Paparan terhadap alam memberi efek menenangkan, yang bisa menurunkan keinginan terhadap zat seperti nikotin dan alkohol,” lanjut Dr. Mat White.

Apa yang Dimaksud dengan Ruang Hijau?
Penelitian ini mendefinisikan ruang hijau sebagai lahan dengan elemen alami dalam radius 250 meter dari rumah, termasuk taman umum, kebun, hingga area hijau kecil. Menariknya, efek positif ini tidak bergantung pada latar belakang ekonomi maupun pendidikan.
“Temuan kami menunjukkan bahwa manfaat alam bersifat lintas kelas sosial. Ini penting untuk mengurangi kesenjangan dalam akses terhadap kesehatan,” terang Dr. Leanne Martin, penulis utama studi.
Bagi yang tidak tinggal di dekat ruang hijau, kunjungan ke alam juga memberikan manfaat yang signifikan.
Baca Juga:
- Ecoplease Hadirkan Solusi Kemasan Tanpa Mikroplastik, Dorong Industri F&B Lebih Ramah Lingkungan
- DPR Dukung Implementasi Biodiesel B50 di Tahun 2026
- Segara Naturals Hadirkan Produk Perawatan Diri Ramah Lingkungan, Solusi Bersih untuk Kulit dan Bumi
Implikasi untuk Kesehatan Masyarakat
Studi ini mengusulkan pendekatan baru untuk promosi kesehatan. Alih-alih hanya mengandalkan terapi atau kampanye berhenti merokok, program kesehatan publik dapat menyertakan kunjungan rutin ke alam sebagai intervensi pelengkap.
Bayangkan program berhenti merokok yang menyertakan jalan kaki di taman kota atau sesi meditasi mingguan di ruang hijau. Suara daun bergesekan, semilir angin, dan keheningan alami bisa menjadi “obat penenang” tanpa efek samping.
Namun, efek ruang hijau terhadap konsumsi alkohol tidak sekuat pengaruhnya terhadap merokok. Para peneliti menduga bahwa faktor sosial mungkin memegang peran lebih besar dalam kebiasaan minum.
Berbeda dengan studi sebelumnya yang hanya fokus pada satu negara atau jenis interaksi dengan alam, riset ini menyajikan pendekatan holistik dan lintas budaya. Hasilnya konsisten: semakin dekat seseorang dengan alam, semakin kecil kemungkinan mereka merokok secara rutin. Ini memperkuat gagasan bahwa pengaruh alam terhadap perilaku kesehatan bersifat universal.
Bagi para pembuat kebijakan, riset ini menjadi sinyal kuat bahwa investasi pada ruang hijau adalah solusi murah, inklusif, dan berdampak luas. Bagi masyarakat, pesannya sederhana: luangkan waktu untuk terhubung dengan alam. Bisa melalui jalan pagi di taman, piknik sore di lapangan hijau, atau sekadar duduk di bawah pohon.
Karena mungkin, di balik hijaunya pepohonan dan tenangnya alam, tersimpan langkah kecil menuju gaya hidup yang lebih sehat dan berkelanjutan.