Soal Ditemukan Beras Bulog Tak Layak Konsumsi, Wamentan: Tidak Banyak

Jakarta, sustainlifetoday.com – Kementerian Pertanian mengungkapkan bahwa terdapat beras sisa impor yang sudah tidak layak konsumsi di gudang Perum Bulog. Hal ini menanggapi temuan Ketua Komisi IV DPR RI, Siti Hediati Soeharto atau Titiek Soeharto, terkait sisa beras impor di Gudang Bulog Yogyakarta yang sudah berkutu.
Menanggapi hal ini, Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono menegaskan bahwa pemerintah sedang melakukan pengecekan menyeluruh terhadap jumlah pasti beras yang tidak layak konsumsi. Ia berharap jumlahnya tidak besar dan dapat segera ditangani.
“Sirkulasi penyimpanan harus baik, dan kami sedang mengecek totalnya berapa. Mudah-mudahan jumlahnya nggak banyak,” kata Sudaryono.
Dalam Rapat Kerja Bersama Komisi IV DPR RI Selasa (11/3), Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengungkapkan bahwa Bulog telah melaporkan sebanyak 100.000-300.000 ton beras yang tak layak konsumsi.
“Bulog melaporkan memang ada 100.000-300.000 ton beras (tak layak konsumsi) di seluruh Indonesia dari total 2 juta ton cadangan beras. Ini sudah masuk daftar, termasuk yang di Yogyakarta. Kami akan meminta agar percepatan pengeluarannya dilakukan di sana. Minta maaf, Bu Ketua,” ujar Amran.
Amran memastikan bahwa beras dalam kondisi rusak ini tidak akan didistribusikan kepada masyarakat, baik untuk program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) maupun bantuan sosial (bansos).
Ia juga menegaskan bahwa beras tersebut seharusnya dibiarkan hingga hancur sesuai prosedur, namun pihaknya akan meminta Bulog untuk segera mengeluarkannya dari gudang.
“Karena tidak serta-merta langsung busuk, lalu kita keluarkan. Ada prosedur yang harus diikuti, tetapi kami akan mempercepat prosesnya,” tambahnya.
Sebelumnya, Titiek Soeharto menyatakan bahwa dalam kunjungan kerjanya ke Gudang Bulog Yogyakarta, ia menemukan sisa beras impor tahun lalu yang sudah berkutu dan tidak layak dikonsumsi. Ia pun meminta kejelasan dari pemerintah mengenai penanganan beras yang tidak bisa dikonsumsi ini.
“Mungkin kalau dikonsumsi manusia sudah tidak layak lagi. Mohon segera dimanfaatkan agar tidak terbuang sia-sia,” ujar Titiek dalam Raker bersama Kementerian Pertanian.
Dengan adanya temuan ini, pemerintah diharapkan dapat mengambil langkah cepat untuk memastikan kualitas cadangan beras nasional tetap terjaga dan tidak merugikan masyarakat.