Sektor Energi Bersih Diprediksi Ciptakan 3,2 Juta Lapangan Kerja pada 2050

JAKARTA, sustainlifetoday.com – Sektor energi bersih atau energi baru terbarukan (EBT) disebut dapat menciptakan lapangan kerja dalam jumlah besar. Diperkirakan sektor energi terbarukan ini bisa membuka hingga 3,2 juta lapangan pekerjaan pada tahun 2050.
“Sektor ketenagalistrikan akan tercipta 3,2 juta tenaga kerja di tahun 2050 dan dimana 1,2 juta diantaranya tercipta dari pekerjaan yang berbasis teknis,” ujar Direktur Eksekutif Institute Essential for Services Reform (IESR), Fabby Tumiwa, dalam sebuah webinar, Selasa (27/8).
Penyediaan lapangan kerja tersebut difokuskan pada industri energi bersih, yang mencakup teknologi pembangkit listrik tenaga surya, pembangkit listrik tenaga angin, dan penggunaan bioenergi. Namun, perlu diingat bahwa pekerjaan di bidang energi bersih membutuhkan keahlian, keterampilan, dan sertifikasi khusus.
Oleh karena itu, peran lembaga pendidikan, baik itu sekolah vokasi di tingkat SMK maupun perguruan tinggi seperti universitas dan akademi, sangat penting. Diperlukan juga pemerataan dan peningkatan kualitas guru vokasi serta fasilitas pendidikan di Indonesia yang berkaitan dengan sektor energi.
Fabby berharap pemerintah dapat menyediakan pendidikan vokasi yang mencakup pembelajaran tentang EBT, sehingga bisa menyediakan fasilitas pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia (SDM) yang berkelanjutan.
“Jadi tidak saja di sekolah saja menempuh pendidikan tetapi memiliki keahlian yang dibutuhkan oleh dunia usaha,” tutur Fabby.
Ketua Tim Pelaksana Program Sustainability Development Goals (SDGs) Indonesia, Vivi Yulaswati, mengatakan investasi hijau dapat menciptakan lapangan pekerjaan yang cukup besar jika dibandingkan dengan investasi konvensional.
Diperkirakan, investasi hijau dapat menciptakan sekitar 1,8 hingga 2,2 juta lapangan kerja pada tahun 2060, dengan kontribusi dari berbagai sektor seperti energi terbarukan, teknologi kendaraan listrik, efisiensi energi, pemanfaatan lahan, serta peningkatan pengelolaan limbah.
“Lapangan pekerjaan hijau atau green job itu akan tumbuh kurang lebih 7 sampai 10 kali lipat lapangan kerja lebih besar dibandingkan investasi reguler,” ujar Vivi dalam Lestari Summit 2024, Rabu (21/8).
Vivi mengatakan, peningkatan pekerjaan terkait transisi energi terjadi sejalan dengan perkembangan energi terbarukan di Indonesia. Pada tahun 2023 terdapat 0,63 juta pekerjaan di sektor energi terbarukan (renewable energy), jumlah ini diperkirakan meningkat menjadi 0,74 juta pada tahun 2030, dan mencapai 1,07 juta pada tahun 2050.
Namun, ia menegaskan peluang tersebut tidak akan terwujud tanpa adanya pelatihan yang memadai bagi masyarakat. Sebab, jika pelatihan tidak segera dimulai, SDM Indonesia akan tertinggal dengan negara lain.
“Kekurangan tenaga terampil akan meningkat, jika berbagai pelatihan saat ini tidak sejalan dengan kemajuan teknologi,” kata Vivi.