Main Internet Ternyata Dapat Merusak Iklim, Kok Bisa?

Jakarta, sustainlifetoday.com – Di era serba digital seperti sekarang, hampir setiap aktivitas manusia terhubung dengan internet. Mulai dari scrolling media sosial, menonton video streaming, mengirim email, hingga menyimpan file di cloud.
Semua ini tampak sederhana dan tidak berbahaya, tetapi siapa sangka, aktivitas digital yang kita lakukan setiap hari ternyata turut menyumbang emisi karbon yang memperparah perubahan iklim.
Konsep ini dikenal sebagai jejak karbon digital, yaitu jumlah emisi karbon dioksida (CO₂) yang dihasilkan dari konsumsi energi dalam setiap aktivitas online. Pusat data (data centers), yang menjadi tempat penyimpanan dan pemrosesan data digital, membutuhkan listrik dalam jumlah besar agar tetap beroperasi selama 24 jam. Selain itu, sistem pendingin juga diperlukan untuk menjaga suhu perangkat tetap stabil agar tidak mengalami overheat.
Menurut laporan UNICEF, aktivitas manusia secara digital menyumbang 4% dari emisi gas rumah kaca global. Angka ini diperkirakan dapat terus tumbuh secara eksponensial karena ketergantungan terhadap teknologi yang semakin tinggi.
Peneliti teknologi lingkungan, David Sobel, menyatakan bahwa setiap video berkualitas tinggi (HD) yang kita tonton selama satu jam dapat menghasilkan 200 hingga 400 gram CO₂.
“Bayangkan berapa banyak orang di dunia yang streaming video setiap harinya. Angka ini terlihat kecil, tetapi jika dikalikan dengan miliaran pengguna, dampaknya menjadi signifikan,” ujarnya.
BACA JUGA: Ancaman Iklim Bisa Membuat Secangkir Kopi Jadi Tinggal Kenangan di 2050
Tidak hanya streaming, aktivitas sederhana seperti mengirim email pun berkontribusi. Satu email dengan lampiran besar dapat menghasilkan hingga 50 gram CO₂.
Selain itu, produksi perangkat elektronik yang digunakan untuk mengakses internet juga menciptakan masalah baru. Proses penambangan bahan baku dan produksi perangkat seperti ponsel, laptop, dan tablet menghasilkan emisi karbon yang signifikan, belum lagi persoalan limbah elektronik yang semakin meningkat.
Menyadari masalah ini, perusahaan teknologi besar mulai mengambil langkah-langkah untuk mengurangi dampaknya. Microsoft, misalnya, berjanji untuk mencapai net-zero emisi karbon pada tahun 2030. Sementara itu, Amazon menargetkan netral karbon pada 2040. Langkah ini diharapkan bisa mendorong sektor teknologi menjadi lebih ramah lingkungan di masa depan.
Namun, upaya tersebut tidak hanya bergantung pada perusahaan. Individu juga berperan penting dalam menekan jejak karbon digital. Mengurangi kebiasaan streaming berlebihan, membersihkan file tidak penting di cloud, dan memperpanjang umur perangkat elektronik adalah beberapa langkah sederhana yang bisa dilakukan.
Dunia digital mungkin tak terlihat, tetapi dampaknya nyata bagi iklim bumi. Kesadaran akan jejak karbon digital adalah langkah awal untuk menciptakan penggunaan teknologi yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan.
BACA JUGA: Botol Tumbler, Langkah Kecil untuk Keberlanjutan Global