Berapa Biaya Perawatan Tahunan Mobil Listrik di Indonesia?

Jakarta, sustainlifetoday.com – Dengan meningkatnya popularitas kendaraan listrik di Indonesia, banyak calon pembeli yang bertanya-tanya tentang biaya perawatan tahunan mobil listrik. Meskipun mobil listrik dianggap lebih efisien dan ramah lingkungan dibandingkan dengan kendaraan bermesin pembakaran internal (ICE), ada beberapa faktor yang perlu diperhitungkan terkait biaya perawatannya.
- Biaya Perawatan Mobil Listrik: Lebih Murah dari Mobil Konvensional
Salah satu keuntungan utama dari mobil listrik adalah perawatan yang lebih murah. Menurut data International Energy Agency (IEA) dan beberapa laporan industri pada 2024, biaya maintenance mobil listrik bisa 50% lebih rendah dibandingkan mobil konvensional.
Ini disebabkan oleh minimnya komponen bergerak yang ada di mobil listrik. Tidak ada mesin yang perlu diservis secara rutin seperti penggantian oli, filter udara, atau perbaikan pada sistem pembuangan.
Sebagai gambaran, biaya perawatan untuk mobil listrik populer seperti Hyundai Ioniq 5 atau Wuling Air EV diperkirakan hanya sekitar Rp3 juta hingga Rp5 juta per tahun. Bandingkan dengan mobil konvensional yang bisa memakan biaya perawatan tahunan sekitar Rp8 juta hingga Rp10 juta tergantung pada jenis mobil dan intensitas penggunaannya.
- Biaya Penggantian Baterai: Tantangan Terbesar
Salah satu komponen paling mahal dalam perawatan mobil listrik adalah baterai. Meskipun jarang terjadi penggantian baterai dalam beberapa tahun pertama, umur pakai baterai listrik biasanya sekitar 8 hingga 10 tahun. Ketika waktunya tiba untuk mengganti baterai, biaya penggantian bisa mencapai Rp100 juta hingga Rp200 juta tergantung pada jenis dan kapasitas baterai.
Namun, banyak pabrikan mobil listrik di Indonesia memberikan garansi baterai hingga 8 tahun atau 160.000 km, sehingga pembeli tidak perlu khawatir akan biaya penggantian dalam jangka pendek.
- Biaya Pengecekan Sistem Listrik dan Software
Sistem kelistrikan dan software juga menjadi bagian penting dalam maintenance mobil listrik. Biaya pengecekan software atau update perangkat lunak biasanya jauh lebih rendah dibandingkan perbaikan mekanis pada mobil konvensional.
Misalnya, biaya pengecekan sistem listrik seperti inverter dan motor listrik biasanya berkisar antara Rp500 ribu hingga Rp1 juta per tahun, tergantung pada servis yang diperlukan.
- Biaya Charging: Lebih Efisien dari BBM
Selain biaya perawatan, penggunaan mobil listrik menawarkan keuntungan dari segi biaya pengisian daya. Mengisi daya mobil listrik jauh lebih murah dibandingkan dengan pengisian bahan bakar mobil berbasis BBM.
Misalnya, untuk mobil listrik dengan kapasitas baterai 50 kWh, biaya pengisian penuh di rumah dengan tarif listrik sekitar Rp1.500 per kWh adalah sekitar Rp75 ribu. Biaya ini jauh lebih murah dibandingkan dengan pengisian bahan bakar mobil konvensional yang bisa mencapai Rp300 ribu hingga Rp500 ribu per tangki .
- Pajak dan Insentif
Di Indonesia, mobil listrik juga mendapatkan keuntungan berupa insentif pajak dari pemerintah. Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 8 Tahun 2024, pembeli mobil listrik berhak atas insentif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) Ditanggung Pemerintah (DTP) sebesar 10% untuk mobil dengan tingkat komponen dalam negeri (TKDN) 40%. Ini bisa menghemat biaya pembelian dan memberikan keuntungan bagi pemilik kendaraan listrik.
Secara keseluruhan, biaya maintenance mobil listrik di Indonesia lebih murah dibandingkan kendaraan berbahan bakar fosil. Dengan keuntungan berupa minimnya perawatan mesin, biaya operasional yang rendah, serta insentif pajak dari pemerintah, mobil listrik menawarkan solusi yang lebih ekonomis dan ramah lingkungan.
Namun, calon pembeli tetap perlu mempertimbangkan biaya penggantian baterai di masa depan sebagai salah satu tantangan utama.