Indonesia Pimpin Aksi Iklim Global di COP30, Menteri Hanif: Kami Siap Jadi Jembatan Hijau Dunia
Jakarta, sustainlifetoday.com — Pemerintah Indonesia secara resmi membuka Paviliun Indonesia pada ajang Conference of the Parties ke-30 (COP30) di Belem, Brasil. Kehadiran paviliun ini menjadi simbol komitmen kuat Indonesia dalam menghadirkan aksi nyata penanganan perubahan iklim, sekaligus memperkuat diplomasi hijau di panggung global.
Menteri Lingkungan Hidup sekaligus Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (BPLH) Hanif Faisol Nurofiq menyampaikan bahwa Paviliun Indonesia akan menjadi pusat kegiatan utama selama penyelenggaraan COP30.
Dalam sambutannya, Hanif menegaskan bahwa kehadiran paviliun ini mencerminkan kesiapan Indonesia untuk mengambil peran lebih besar dalam kerja sama iklim dunia.
“Kita tidak hanya hadir untuk bernegosiasi, tetapi untuk menunjukkan bahwa Indonesia siap menjadi jembatan hijau dunia,” ujar Hanif.
Selama dua pekan penyelenggaraan, Paviliun Indonesia akan menggelar lebih dari 50 sesi diskusi dan forum strategis, menampilkan berbagai capaian nasional dalam menghadapi perubahan iklim. Topik yang diangkat meliputi pengelolaan hutan lestari, transisi menuju energi bersih, inovasi pengelolaan sampah, hingga pengembangan industri ramah lingkungan.
Salah satu agenda unggulan di Paviliun Indonesia adalah forum “Seller Meet Buyer”, yang mempertemukan penjual dan pembeli kredit karbon. Melalui forum ini, Indonesia menegaskan komitmen untuk membangun pasar karbon berintegritas tinggi yang mampu mendorong pertumbuhan ekonomi hijau berkelanjutan.
Baca Juga:
- Soeharto Resmi Dianugerahi Gelar Pahlawan Nasional di Tengah Bayang-Bayang Korupsi dan Pelanggaran HAM
- Tolak Soeharto Jadi Pahlawan Nasional, Aktivis Lingkungan: Jangan Hapus Luka Ekologi Bangsa!
- Dosen IPB University Kembangkan Kayu Magnet Ramah Lingkungan dari Limbah Industri
“Pasar karbon bukan sekadar transaksi ekonomi. Ini adalah cara kita menegakkan integritas dan membangun kepercayaan dunia,” tegas Hanif.
Pemerintah memperkirakan potensi ekonomi dari pasar karbon Indonesia mencapai USD 7,7 miliar per tahun, membuka peluang investasi baru dan menciptakan lapangan kerja di sektor ekonomi hijau.
Kehadiran Paviliun Indonesia di COP30 juga diharapkan memperkuat citra Indonesia sebagai negara yang serius menangani isu perubahan iklim. Inisiatif ini sejalan dengan visi Asta Cita pemerintahan Presiden Prabowo Subianto, yang menempatkan keberlanjutan lingkungan sebagai salah satu pilar utama pembangunan nasional.
Dengan semangat diplomasi hijau dan kolaborasi global, Indonesia berupaya menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi dan kelestarian bumi dapat berjalan seiring — sebuah pesan penting di tengah dunia yang terus menghadapi krisis iklim.
