Rupiah Ditutup Menguat ke Rp16.480, Ini Sentimennya!

Jakarta, sustainlifetoday.com – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ditutup menguat pada perdagangan Senin (3/3), mencapai Rp16.480 per dolar AS, setelah sebelumnya sempat menyentuh level Rp16.595. Hal tersebut sebagaimana diungkapkan oleh pengamat mata uang Ibrahim Assuabi.
“Pada perdagangan sore ini, mata uang rupiah ditutup menguat 115 point sebelumnya sempat menguat 125 point dilevel Rp.16.480 dari penutupan sebelumnya di level Rp.16.595. Sedangkan untuk perdagangan besok, mata uang rupiah fluktuatif namun ditutup menguat direntang Rp. 16.430 – Rp.16.490,” terangnya dalam keterangan tertulis yang diterima sustainlifetoday.com Senin (3/3).
Ibrahim menyebutkan bahwa penguatan rupiah ini didorong oleh berbagai faktor eksternal dan internal yang memberikan sentimen positif terhadap pasar.
Faktor Eksternal
Untuk faktor eksternal, salah satu isu utama yang mempengaruhi pergerakan rupiah disebutnya yakni pelemahan indeks dolar AS di tengah ketidakpastian kebijakan tarif perdagangan Presiden AS Donald Trump. Investor masih menunggu keputusan resmi terkait tarif perdagangan yang akan diumumkan pekan ini. Trump sebelumnya mengumumkan tarif tambahan sebesar 10% untuk Tiongkok serta menegaskan kembali tarif 25% untuk Meksiko dan Kanada.
“Namun, pada hari Minggu, Menteri Perdagangan AS Howard Lutnick mengatakan bahwa Trump akan menentukan tingkat tarif yang tepat pada hari Selasa, yang mengindikasikan ada kelonggaran untuk pungutan yang kurang agresif,” jelas Ibrahim.
Dari Asia, data ekonomi Tiongkok disebut Ibrahim menunjukkan pertumbuhan sektor manufaktur yang lebih tinggi dari ekspektasi pada Februari 2025. Indeks PMI manufaktur Caixin mencapai titik tertinggi dalam tiga bulan terakhir, menandakan adanya pemulihan ekonomi yang lebih kuat di negara tersebut. Selain itu, pertemuan tahunan “Dua Sesi” di Tiongkok yang akan segera dimulai juga menjadi perhatian utama investor, karena dapat memberikan gambaran tentang kebijakan ekonomi dan langkah-langkah stimulus yang akan diambil oleh pemerintah.
Faktor Internal
Di dalam negeri, penguatan rupiah juga didukung oleh kebijakan terbaru pemerintah terkait Devisa Hasil Ekspor (DHE) dari Sumber Daya Alam (SDA). Pemerintah telah menerbitkan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2025 yang mewajibkan eksportir menyimpan 100% DHE SDA di dalam negeri selama satu tahun. Kebijakan ini bertujuan untuk memperkuat cadangan devisa Indonesia dalam menghadapi ketidakpastian pasar global.
Selain itu, sektor manufaktur Indonesia mencatat kinerja yang solid pada Februari 2025, dengan Purchasing Manager’s Index (PMI) Manufaktur Indonesia naik menjadi 53,6 dari 51,9 pada Januari 2025. Peningkatan ini didorong oleh tingginya permintaan domestik serta optimisme produsen terhadap prospek ekonomi ke depan.
“Kenaikan ini mencerminkan perbaikan yang jelas dalam kesehatan sektor produksi barang. Peningkatan permintaan baru yang mencapai level tertinggi dalam hampir satu tahun menjadi faktor utama pendorong pertumbuhan,” ungkap Ibrahim.
Sementara itu, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat deflasi sebesar 0,48% secara bulanan (month-to-month) pada Februari 2025, dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) turun dari 105,99 pada Januari 2025 menjadi 105,48 pada Februari 2025.