Dukung Transisi Energi Terbarukan, PLN Batalkan Proyek PLTU Hingga 13,3 Gigawatt

JAKARTA, sustainlifetoday.com – PT PLN (Persero) membatalkan rencana pembangunan 13,3 Gigawatt (GW) pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) yang tercantum dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2019–2028 untuk mencegah 1,8 miliar ton emisi CO2 dalam 25 tahun kedepan.
Selain itu, PLN juga membatalkan proyek PLTU 1,3 GW yang sudah melalui Power Purchase Agreement (PPA) dan menggantikan 1,1 GW PLTU dengan pembangkit energi baru terbarukan (EBT) serta 800 MW PLTU dengan pembangkit gas, untuk mengurangi emisi karbon sekitar 300 juta ton CO2.
“Hari ini tugas PLN, tidak hanya menyediakan listrik bagi masyarakat, tugas PLN adalah menjaga lingkungan dan menurunkan emisi,” ucap Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo dalam keterangan tertulis, Minggu, (11/8).
Darmawan menegaskan bahwa PLN mengambil inisiatif untuk mendukung transisi energi dengan mengurangi emisi karbon dari pembangkit listrik berbahan bakar fosil, meningkatkan kapasitas pembangkit energi terbarukan dan infrastruktur pendukung seperti smart grid dan control system, serta mengembangkan green ecosystem.
Direktur Transmisi dan Perencanaan Sistem PLN, Evy Haryadi, menyatakan PLN telah menyusun skenario Accelerating Renewable Energy Development (ARED) untuk mempercepat transisi energi fosil ke EBT. Skenario ini juga bertujuan untuk mengurangi emisi karbon secara signifikan dari sektor ketenagalistrikan.
“Dengan skenario penambahan pembangkit akan berasal dari EBT sebesar 75 persen dan gas 25 persen hingga 2040. Skenario ini akan memastikan pengurangan emisi sesuai target dengan tetap menjaga keandalan sistem,” ujar Evy.
PLN akan mengembangkan green transmission line atau jaringan transmisi antarpulau yang mampu mengalirkan potensi EBT dari lokasi-lokasi terpencil ke pusat konsentrasi energi.
Selain itu, PLN akan menerapkan teknologi smart grid untuk mengatasi masalah intermitensi yang mungkin terjadi pada pembangkit EBT. Dengan langkah-langkah ini, target penambahan kapasitas pembangkit EBT hingga tahun 2040 diharapkan meningkat sekitar tiga kali lipat dari 22 GW menjadi 61 GW.