PKS Nilai SAF Pertamina Jadi Langkah Penting Transisi Energi Penerbangan

JAKARTA, sustainlifetoday.com — Ketua DPP PKS Bidang Energi, Lingkungan Hidup, dan Perubahan Iklim, Agus Ismail, menilai penggunaan Pertamina Sustainable Aviation Fuel (SAF) oleh Pelita Air pada rute Jakarta–Bali, Rabu (20/8), merupakan langkah awal penting dalam transisi energi di sektor penerbangan.
SAF disebut mampu mengurangi emisi karbon hingga 84 persen dibandingkan avtur berbahan baku fosil. Upaya ini dinilai krusial untuk mendukung target Indonesia mencapai Net Zero Emission (NZE) pada 2060.
Selain aspek lingkungan, SAF yang turut menggunakan used cooking oil (UCO) atau minyak jelantah dari masyarakat juga dinilai membuka peluang pengembangan ekonomi sirkular.
“SAF sangat berperan dalam mendorong ekonomi sirkular karena dapat memperpanjang siklus produk dan bahan baku di masyarakat, mengurangi limbah, serta menciptakan peluang bisnis. Masyarakat bisa menjual UCO langsung ke Pertamina dengan harga lebih baik,” ujar Agus di Jakarta, Jumat (22/8).
Ia juga menilai kebijakan Presiden Prabowo Subianto yang melarang ekspor minyak jelantah sejak Januari 2025 merupakan langkah tepat untuk menjamin pasokan bahan baku SAF.
Baca Juga:
- Fenomena Langka Bulan Hitam Akan Terjadi 23 Agustus, Begini Penjelasannya
- Kasus Leptospirosis di Yogyakarta Melonjak, Lingkungan Jadi Faktor Kunci
- Fitur AI dan Streaming Video di Spotify Tambah Beban Emisi Karbon
“Jika pelarangan ekspor tidak dilakukan, Pertamina pasti akan kekurangan bahan baku,” jelasnya.
Lebih lanjut, Agus menegaskan PKS berkomitmen mendorong kebijakan energi ramah lingkungan melalui dukungan regulasi dan anggaran.
“Kami mendorong pemerintah menambah Penyertaan Modal Negara (PMN) ke Pertamina agar kapasitas produksi SAF meningkat, sekaligus memberikan insentif pajak supaya SAF lebih kompetitif di pasar,” tegasnya.