Galagak, Game Karya Anak Bangsa yang Bawa Pesan Keberlanjutan dan Kesadaran Iklim
Jakarta, sustainlifetoday.com — Sekelompok mahasiswa Universitas Negeri Padang (UNP) mengembangkan permainan video bertema perubahan iklim berjudul Galagak. Game tersebut menjadi medium edukatif untuk membangkitkan kesadaran publik terhadap isu krisis iklim yang kian ekstrem.
Dalam semesta permainan, kata “Galagak” menjadi simbol bencana klimatologis yang tengah mendekat. Pemain berperan sebagai Gala, seorang mahasiswa yang mengetahui akan datangnya Galagak, bencana akibat perubahan iklim dan berusaha meyakinkan masyarakat untuk peduli terhadap isu tersebut.
Misi permainan tampak sederhana: membuat masyarakat percaya dan sadar akan ancaman iklim. Namun, konteksnya terasa relevan di dunia nyata, di tengah masyarakat yang lebih sibuk dengan isu-isu ringan ketimbang krisis lingkungan.
Galagak dikembangkan oleh tim Balatrologi, yang beranggotakan M. Zaky Novriansyah sebagai ketua, bersama Jorieco Langit Prasetya dan Hamid Fadhlullah. Tim ini menekankan bahwa Galagak bukan sekadar proyek kampus, tetapi karya dengan nilai budaya dan pesan lingkungan yang kuat.

Yang membedakan Galagak dari game edukasi pada umumnya adalah konsepnya. Permainan ini mengusung sistem roleplay deckbuilding, di mana pemain menggunakan kartu yang disebut “kato” berasal dari bahasa Minang yang berarti “kata.”
Setiap kartu mewakili argumen, emosi, atau strategi komunikasi yang bisa digunakan untuk memengaruhi warga Padang dan Batusangkar agar mereka sadar bahaya perubahan iklim. Pemain harus menyusun strategi komunikasi yang efektif untuk meyakinkan masyarakat.
Ada dua akhir yang bisa didapatkan pemain, yaitu saiyo (setuju) dan sangkal (menolak). Keunikan ini mencerminkan dinamika komunikasi di masyarakat yang beragam pandangan.
Dengan sistem deckbuilding tersebut, Galagak menghadirkan isu serius secara interaktif dan menyenangkan. Pemain tidak hanya membaca cerita, tetapi juga berpikir strategis, memilih pendekatan yang tepat, dan menyesuaikan gaya main untuk mencapai hasil terbaik.
Baca Juga:
- BPKN Panggil Manajemen Aqua Terkait Dugaan Sumber Air dari Sumur Bor
- PLN–KAI Percepat Elektrifikasi Jalur Kereta, Efisiensi Energi Capai 70 Persen
- Pembiayaan Hijau BCA Tembus Rp103 Triliun per September 2025
Mini-game yang disertakan menambah variasi dan meningkatkan replay value permainan. Sentuhan lokal juga sangat kuat, mulai dari bahasa, budaya, hingga karakter masyarakat Sumatera Barat membuat Galagak terasa dekat dengan realitas sosial.
Sejak trailer-nya dirilis, Galagak menarik perhatian publik. Di Instagram, video pendek permainan tersebut mencatat 25,5 ribu like dan lebih dari 3 ribu re-post, sebuah capaian luar biasa untuk game indie buatan mahasiswa.
Galagak diharapkan menjadi permainan yang tidak hanya menghibur, tetapi juga mengingatkan publik tentang perubahan iklim, manusia, dan komitmen generasi muda terhadap keberlanjutan.
