BRIN Dorong Energi Nuklir Jadi Pilihan Transisi Energi Indonesia

JAKARTA, sustainlifetoday.com — Kepala Pusat Penelitian Teknologi Reaktor Nuklir BRIN, Topan Setiadipura, baru saja kembali dari ekspedisi internasional ke Kutub Utara bertajuk Icebreaker of Knowledge. Perjalanan yang digagas oleh Rosatom State Corporation ini menggunakan kapal pemecah es bertenaga nuklir, 50 Let Pobedy, yang telah 78 kali berlayar ke Kutub Utara sejak 2007.
Selama delapan hari, Topan bersama 66 pelajar muda dari 21 negara, termasuk pelajar Indonesia, Priya Wicaksono tinggal di kapal dengan dua reaktor nuklir yang beroperasi penuh, tanpa gangguan berarti. Pengalaman itu, kata Topan, menjadi bukti nyata bahwa energi nuklir bisa aman sekaligus bertenaga.
“Kita di Indonesia mungkin tidak perlu kapal pemecah es, tetapi kita membutuhkan energi yang kuat dan berkelanjutan untuk mendukung pembangunan ekonomi. Momen kami tiba di Kutub Utara pada 17 Agustus seakan terkait erat dengan mimpi Indonesia memiliki energi nuklir pada 2032,” ujar Topan.
Selain sebagai perjalanan riset, ekspedisi ini juga memberi inspirasi baru bagi Indonesia dalam melihat potensi pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN), termasuk opsi teknologi PLTN terapung.
Baca Juga:
- NASA Hentikan Studi Soal Pemanasan Global dan Isu Lingkungan
- PLTSa Jadi Prioritas, Prabowo Minta Pangkas Birokrasi untuk Energi Bersih
- KLH Kembangkan SRN PPI Versi Baru, Perkuat Pusat Data Iklim Nasional
Teknologi tersebut berbasis reaktor berpendingin air bertekanan (PWR) yang sudah matang digunakan di berbagai belahan dunia.
Menurutnya, Indonesia yang tengah mencari jalan transisi energi, energi nuklir mungkin masih kontroversial, tetapi potensinya sebagai sumber daya bersih, kuat, dan berkelanjutan membuka jalan penting di tengah meningkatnya kebutuhan energi nasional.