Pasien Gangguan Telinga Meningkat Imbas Suara Keras Sound Horeg

Jakarta, sustainlifetoday.com — RSUD dr. Haryoto Lumajang mencatat adanya tren kenaikan pasien di poli Telinga, Hidung, dan Tenggorokan (THT), khususnya yang mengalami gangguan pendengaran usai maraknya perhelatan karnaval dan hajatan dengan penggunaan sound horeg.
Dokter Spesialis THT RSUD dr. Haryoto, Aliyah Hidayati, mengatakan peningkatan ini terjadi dalam beberapa bulan terakhir.
“Jumlah pasien gangguan telinga meningkat akibat suara keras dari sound horeg. Setelah kami telusuri setelah dari acara sound,” ujarnya, dikutip dari detikcom pada Senin (11/8).
Aliyah menambahkan, beberapa pasien juga datang dengan kondisi gangguan telinga yang semakin parah setelah tetangga menyewa sound horeg untuk hajatan.
Baca Juga:
- BI: Perubahan Iklim Ancam Kerugian Ekonomi hingga Rp100 Triliun per Tahun
- Operasi Uji Emisi, Pemprov DKI Hasilkan Denda Rp76 Juta
- KPK Diminta Tindak Tegas Korupsi yang Ancam Lingkungan dan Masyarakat Adat
“Pasien THT juga dimungkinkan karena sebelumnya ada gangguan telinga kemudian ada tetangganya hajatan menyewa sound horeg sehingga memperparah kondisi gangguan telinga,” terangnya.
Fenomena sound horeg di Jawa Timur sendiri menuai pro dan kontra. Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, telah mengeluarkan surat edaran yang mengizinkan penggunaan sound horeg dengan pembatasan waktu, tempat, dan tingkat kebisingan. Sementara itu, MUI Jawa Timur telah mengeluarkan fatwa haram terkait penggunaan sound horeg.