Kementerian PU Fokus Tangani Gunung Sampah Bantar Gebang, Dorong Konversi Jadi Energi
 
                                                                    
                                                                Jakarta, sustainlifetoday.com — Kementerian Pekerjaan Umum (PU) tengah memprioritaskan penanganan persoalan sampah di Indonesia melalui pembangunan infrastruktur yang berkelanjutan. Salah satu perhatian utama pemerintah adalah penanganan gunung sampah di Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bantar Gebang, Bekasi, yang sempat menjadi sorotan publik.
Menteri PU Dody Hanggodo menegaskan bahwa isu persampahan kini menjadi fokus pemerintah, sesuai amanat Presiden Prabowo Subianto.
“Bagaimana tingginya sampah di Bantar Gebang dan ini juga menjadi perhatian utama dari Pak Presiden Prabowo. Pak Presiden sudah membuat, menginstruksikan kepada kita semua untuk segera menyelesaikan tumpukan atau gunungan sampah di Bantar Gebang itu segera kita bereskan,” kata Dody, dalam acara Puncak Hari Habitat Dunia di Sekolah Rakyat Menengah Atas 13, Bekasi, Jawa Barat, Senin (27/10).
Menurutnya, permasalahan sampah bukanlah hal baru, namun masih menghadapi tantangan besar dalam hal pengelolaan. Pemerintah berencana menerapkan solusi yang lebih inovatif dengan mengubah sampah menjadi sumber energi terbarukan.
“Jadi ke depan, sampah-sampah yang sudah menggunung seperti itu, kita akan bakar, kita akan konversi menjadi listrik. Sehingga insya Allah ke depan, sudah tidak lagi gunungan-gunungan itu,” ujarnya.
Selain konversi menjadi listrik, Dody menyebutkan bahwa berbagai jenis sampah juga berpotensi diolah menjadi bahan bakar gas hingga kompos. Sementara itu, sampah residu yang tidak dapat diolah lebih lanjut akan dimanfaatkan untuk mendukung operasional pembangkit listrik.
Baca Juga:
- BPKN Panggil Manajemen Aqua Terkait Dugaan Sumber Air dari Sumur Bor
- Dinilai Tidak Berkelanjutan, Menteri LH: Banyak Air Minum Kemasan Masih Gunakan Air Tanah
- Pembiayaan Hijau BCA Tembus Rp103 Triliun per September 2025
“Itulah pesan dari Pak Presiden kita, bagaimana dari awal kita ini harus punya pendirian tinggi kepada urusan persampahan. Insyaallah ke depan, sampah bisa menjadi sahabat kita ya, jangan dimusuhi, nanti malah kita sendiri yang repot,” ujar Dody.
Ia juga menyoroti dampak ekologis dari pengelolaan sampah yang buruk, termasuk banjir dan pencemaran laut.
“Karena kalau sudah sampah menggunung, sampah dibuang ke sungai, sampah dibuang ke laut, ujung-ujungnya kita semuanya susah. Kalau hujan jadi banjir, kalau ada air laut naik sedikit jadi banjir dan seterusnya, kita semuanya susah kalau terkena banjir,” sambungnya.
Lebih lanjut, Dody menekankan pentingnya edukasi sejak dini dalam membangun budaya sadar sampah di masyarakat.
“Pesannya sangat kuat kepada kita semua agar lebih peduli kepada sampah kita sendiri. Lebih memilah-memilih sebelum dimasukkan ke dalam tong sampah, itu sudah sangat bagus. Karena kita sangat berharap, yang tua-tua ini sangat berharap kepada yang adik-adik semua, yang para generasi muda, untuk lebih peduli kepada urusan persampahan ini,” kata Dody.
Langkah konversi sampah menjadi energi dinilai sejalan dengan komitmen pemerintah dalam mendorong transisi menuju ekonomi hijau dan pengurangan emisi karbon, yang menjadi bagian penting dari upaya nasional menghadapi perubahan iklim.

 
                                                                     
                                                                    