Kemenperin Dorong Industri Plastik Beralih ke Produksi Ramah Lingkungan
 
                                                                    
                                                                Jakarta, sustainlifetoday.com — Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menegaskan komitmennya untuk mendorong transformasi sektor industri plastik menuju arah yang lebih inovatif, efisien, dan ramah lingkungan. Langkah ini menjadi bagian dari upaya memperkuat daya saing industri nasional sekaligus mendukung transisi menuju ekonomi sirkular.
Direktur Industri Kimia Hilir dan Farmasi Kemenperin, Sopar Halomoan Sirait, mengatakan bahwa industri plastik Indonesia telah melalui perjalanan panjang sejak 2004 dan kini memegang peranan penting dalam rantai pasok nasional.
“Kini berperan signifikan dalam menopang kebutuhan sektor industri lainnya di dalam negeri. Sektor industri komersial berkontribusi sekitar 40 persen dari total produksi plastik nasional, tingkat pertumbuhan 4 persen per tahun,” kata Sopar dalam keterangannya di Jakarta, Rabu (22/10).
Pada tahun 2022, total produksi plastik nasional tercatat mencapai 37,3 juta unit dengan 354 perusahaan industri plastik yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia.
“Angka ini menunjukkan potensi besar sektor ini dalam mendukung pertumbuhan ekonomi sekaligus membuka lapangan kerja baru. Kami berharap para pelaku industri terus berinovasi dengan mengembangkan produk plastik yang ramah lingkungan dan berkelanjutan,” ucap Sopar.
Baca Juga:
- 5 Satwa Indonesia Terancam Punah, Guru Besar UGM: Kolaborasi Jadi Kunci Penyelamatan
- Wakaf Hijau Dorong Transisi Energi dan Pelestarian Alam Berbasis Nilai Islam
- Krisis Iklim, Jepang Terancam Kehilangan Musim Semi dan Gugur di Masa Depan
Menurutnya, arah kebijakan pemerintah kini menitikberatkan pada pengurangan dampak pencemaran plastik melalui pengembangan material alternatif. Sopar menilai, kolaborasi lintas pihak menjadi kunci percepatan transformasi industri.
“Tujuannya untuk memperkuat riset dan pengembangan material alternatif yang dapat menggantikan plastik konvensional. Seperti bioplastik atau bahan daur ulang bernilai tinggi,” ujar Sopar.
Komitmen tersebut juga sejalan dengan penyelenggaraan Allpack Indonesia 2025, pameran internasional terbesar di Asia Tenggara yang resmi dibuka di Jakarta International Expo (JIExpo) Kemayoran. Pameran ini menampilkan inovasi lintas sektor, mulai dari industri kemasan, plastik, pengolahan, percetakan, hingga farmasi, dan berlangsung pada 21–24 Oktober 2025.
CEO Krista Exhibition, Daud D Salim, menyebut bahwa pameran ini tidak hanya menjadi ajang bisnis, tetapi juga wadah kolaborasi untuk memperkuat agenda pembangunan berkelanjutan.
“Kami ingin memastikan bahwa inovasi dan teknologi yang dihadirkan dalam pameran ini tidak hanya memberikan nilai bisnis. Tetapi juga membawa dampak positif bagi lingkungan dan masyarakat,” ujar Daud.
Allpack Indonesia 2025 menghadirkan lebih dari 1.500 peserta pameran dari 30 negara dan menargetkan 50.000 pengunjung profesional dari 54 negara.

 
                                                                     
                                                                    