Freeport Siap Tinggalkan PLTU Batu Bara, Target Turunkan Emisi Hingga 60%

JAKARTA, sustainlifetoday.com — Presiden Direktur PT Freeport Indonesia, Tony Wenas, mengungkapkan rencana besar perusahaan dalam menekan emisi karbon dengan beralih dari Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) berbasis batu bara ke Liquified Natural Gas (LNG) atau Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG).
“Kami juga sedang akan mengganti PLTU batu bara 200 megawatt dengan combined cycle LNG. Yang ini tentu saja emisinya akan turun lebih banyak lagi sehingga bisa mencapai 60%,” kata Tony dalam Indonesia Summit 2025 di Tribrata Darmawangsa, Jakarta, Rabu (27/8).
Ia menargetkan PLTG tersebut akan mulai beroperasi pada 2027, sejalan dengan ambisi perusahaan menurunkan emisi karbon hingga 60% dibandingkan level tahun 2018.
“Begitu itu online tahun 2027, bisa mencapai reduction emission by 60% dibanding tahun 2018. Jadi what i’m trying to say adalah bahwa mean this mining companies can do it like much cleaner way to produce,” terangnya.
Baca Juga:
- PT Timah Manfaatkan Energi Surya untuk Dorong Dekarbonisasi
- Pemerintah Segera Terbitkan Aturan Baru Waste to Energy
- Penelitian: Tumbuhan Bisa Stres dan Berbicara, Hewan Bisa Menanggapi
Tony menambahkan, Freeport juga telah menjalankan sejumlah langkah dekarbonisasi. Salah satunya adalah penggunaan kereta listrik bawah tanah untuk menggantikan truk berbahan bakar fosil dalam mengangkut bijih tambang.
“Tadinya biji itu yang jumlahnya 200 ribu ton perhari itu diangkut pakai truk. Truk-truk dengan fossil fuel. Itu bensinnya satu kilo satu liter. Dan bayangkan kalau 200 ribu ton bijih diangkut pakai truk itu, berapa banyak emisi yang diciptakan. Nah sekarang di tambang bawah tanah kami menggunakan kereta listrik zero emission. Kereta listrik ini bisa mengangkut 150 ribu ton per hari. Jadi dengan itu sudah reduce the carbon emission by 28%,” tuturnya.