Danareksa dan KKP Kembangkan Kawasan Industri Pesisir Berbasis ESG

Jakarta, SustainLife Today — Komitmen memperkuat prinsip keberlanjutan di sektor industri terus diwujudkan melalui kolaborasi lintas sektor. PT Danareksa (Persero) atau Holding BUMN Danareksa resmi menandatangani kerja sama dengan Direktorat Jenderal Penataan Ruang Laut, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), untuk mendorong pengembangan kawasan industri pesisir yang selaras dengan prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG).
Kesepakatan strategis ini ditandatangani oleh Direktur Utama Danareksa Yadi Jaya Ruchandi dan Dirjen Penataan Ruang Laut KKP Kartika Listriana, dalam Rapat Kerja Teknis Ditjen PRL KKP di Jakarta pada Senin (15/7). Penandatanganan turut disaksikan Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen, Bupati Batang M Faiz Kurniawan, serta Wakil Wali Kota Semarang Iswar Aminuddin.
Kerja sama ini mencakup serangkaian inisiatif strategis seperti penyusunan kebijakan penataan ruang laut, pendampingan perizinan, peningkatan kapasitas sumber daya manusia, hingga business matching untuk menarik investasi yang bertanggung jawab secara lingkungan dan sosial.
“Kolaborasi ini akan membuka jalan bagi pengembangan kawasan industri pesisir yang inklusif, modern, dan berkelanjutan. Holding BUMN Danareksa siap memberikan dukungan penuh dalam bentuk penyusunan kebijakan hingga pendampingan investasi,” ujar Yadi Jaya Ruchandi, Rabu (16/7).
Tiga kawasan industri di bawah naungan Danareksa yakni PT Kawasan Berikat Nusantara (KBN), PT Kawasan Industri Wijayakusuma (KIW), dan PT Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB) akan dilibatkan langsung dalam implementasi proyek-proyek berbasis ESG di wilayah pesisir.
Baca Juga:
- Memahami Kehidupan hingga Kondisi Arktik Terkini dari Film “Sore: Istri dari Masa Depan”
- Jelang COP30, Indonesia Dorong Aksi dan Pendanaan untuk Adaptasi Iklim
- Mikroplastik Ancam Kesehatan Manusia dan Iklim, Ini Penjelasan Ahli
Dalam pelaksanaannya, Danareksa akan mengoptimalkan platform Danareksa Industrial Park (DIP), yang saat ini tersebar di tujuh kota strategis dan mencakup lebih dari 7.800 hektare kawasan industri. DIP menampung lebih dari 1.600 tenant dari 25 negara, serta menciptakan hampir 300.000 lapangan kerja.
Fasilitas ini telah dirancang untuk mendukung transisi industri hijau, antara lain dengan infrastruktur energi surya (solar PV roofing), sistem pengolahan air dan limbah modern, terminal multipurpose, hingga command center berbasis digital yang memantau efisiensi dan kepatuhan lingkungan secara real time.
“Holding BUMN Danareksa berkomitmen untuk memastikan kolaborasi ini menciptakan dampak jangka panjang, dengan mengedepankan keberlanjutan dan pemberdayaan komunitas lokal,” kata Yadi.
Kerja sama ini menandai langkah penting Indonesia dalam memperkuat posisi kawasan industri nasional dalam ekosistem ekonomi biru global. Diharapkan, kolaborasi lintas institusi ini dapat melahirkan terobosan strategis dalam pengelolaan kawasan pesisir yang lebih tangguh terhadap krisis iklim, kompetitif secara global, dan adil bagi masyarakat lokal.
“Holding BUMN Danareksa akan terus membuka ruang kolaborasi untuk menciptakan kawasan industri yang tangguh, inklusif, dan kompetitif di tingkat internasional,” tutup Yadi.