Bill Gates: Perubahan Iklim Tidak akan Mengakhiri Umat Manusia
Jakarta, sustainlifetoday.com — Miliarder filantropis Bill Gates menyatakan bahwa perubahan iklim, meski membawa dampak serius bagi bumi, tidak akan menyebabkan kehancuran umat manusia. Ia menilai bahwa memperkuat sistem kesehatan dan menanggulangi kemiskinan global menjadi langkah kunci untuk membantu masyarakat paling rentan menghadapi pemanasan global.
Dalam sebuah memo panjang yang dirilis jelang Konferensi Iklim COP30 di Brasil, Gates menulis bahwa upaya membangun ketahanan sosial dan ekonomi justru akan menjadi pertahanan paling efektif terhadap krisis iklim.
“Tujuan utama kita seharusnya adalah mencegah penderitaan, terutama bagi mereka yang hidup dalam kondisi paling sulit di negara-negara termiskin di dunia,” kata Gates.
Pernyataan ini dinilai sebagai pergeseran fokus dari sosok yang selama ini dikenal sebagai pendukung kuat teknologi hijau melalui organisasinya, Breakthrough Energy. Gates juga memuji kepemimpinan Brasil dalam COP30 karena menempatkan adaptasi iklim dan pembangunan manusia sebagai prioritas utama.
Ia tak menampik bahwa sebagian pihak mungkin akan menilai pandangannya kontradiktif.
“Para pengkritik mungkin menuduh saya munafik karena jejak karbon pribadi saya yang besar, atau menilai bahwa memo ini merupakan cara halus untuk berargumen bahwa kita tidak perlu terlalu serius terhadap perubahan iklim,” ujar Gates.
Namun, ia menegaskan bahwa manusia tetap mampu hidup dan berkembang di sebagian besar wilayah bumi “dalam waktu yang dapat diperkirakan”.
Dalam memonya, Gates menguraikan “tiga kenyataan sulit tentang iklim”:
- Perubahan iklim tidak akan mengakhiri peradaban manusia.
- Pembatasan kenaikan suhu bukan satu-satunya ukuran kemajuan.
- Kesehatan dan kemakmuran merupakan pertahanan paling kuat terhadap destabilisasi iklim.
Gates juga menyoroti kemajuan dalam pengurangan emisi dan menyatakan optimisme terhadap inovasi teknologi masa depan sebagai jalan keluar yang lebih efektif.
Ia berpendapat bahwa meski dunia masih jauh dari target Perjanjian Paris untuk menahan pemanasan global di bawah 1,5°C, fokus dunia seharusnya tidak hanya mengejar angka, melainkan memperkuat ketahanan terhadap dampak perubahan iklim.
Baca Juga:
- Air Hujan Mengandung Mikroplastik, KKP: Bahaya bagi Kesehatan dan Ekosistem Laut
- DBS Dorong Pembiayaan Berkelanjutan sebagai Solusi Krisis Iklim Global
- Izin Tambang di Bogor Dicabut KDM karena Lingkungan, Bahlil: Saya Belum Baca
Bagi Gates, bagi sebagian besar masyarakat miskin, kemiskinan dan penyakit masih menjadi ancaman yang lebih mendesak dibandingkan perubahan iklim itu sendiri.
“Hal itu berarti, misalnya, mengurangi fokus pada upaya membatasi hari-hari yang sangat panas atau sangat dingin, dan lebih menekankan pada bagaimana lebih sedikit orang hidup dalam kemiskinan dan kondisi kesehatan buruk, sehingga cuaca ekstrem tidak menjadi ancaman besar bagi mereka,” ujarnya.
Ke depan, Gates menekankan pentingnya menurunkan apa yang disebutnya sebagai “green premium”, selisih biaya antara metode ramah lingkungan dan cara konvensional yang mencemari. Ia menilai, menekan biaya hijau ke nol menjadi kunci bagi sektor-sektor industri besar seperti semen, baja, dan bahan bakar pesawat.
“Dan ini tidak hanya sekedar untuk mempertahankan energi kita, tapi juga menciptakan lapangan pekerjaan dan pertumbuhan ekonomi di daerah-daerah,” kata Gates.
Ia menutup memonya dengan refleksi, membandingkan tulisan ini dengan memo yang ia buat 30 tahun lalu di Microsoft, ketika ia mendorong perusahaan untuk menjadikan internet sebagai inti dari seluruh aktivitas bisnisnya. Kini, Gates ingin agar dunia mengambil langkah serupa, dimana menempatkan aksi iklim dan pembangunan manusia di pusat agenda global.
