Pemkot Bandung Perkenalkan Angkot Pintar Berbasis Listrik
Jakarta, sustainlifetoday.com — Pemerintah Kota Bandung resmi meluncurkan angkot pintar berbasis kendaraan listrik sebagai langkah inovatif menuju sistem transportasi publik yang lebih modern dan ramah lingkungan. Program ini merupakan hasil kolaborasi antara Pemkot Bandung dan Koperasi Pemilik Angkutan Masyarakat (Kopamas) Kota Bandung.
Peluncuran dilakukan langsung oleh Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan, di Kiara Artha Park. Farhan menyebut, hadirnya angkot listrik menjadi langkah konkret reformasi transportasi publik menuju sistem yang efisien, digital, dan berkelanjutan.
“Ini salah satu bentuk inovasi baru yang kita jalankan. Memang belum sempurna, tapi inilah prototipe atau hardware dari kendaraan angkot masa depan,” ujar Farhan, Rabu (29/10).
Menurut Farhan, pengenalan angkot pintar merupakan bagian dari upaya menghadirkan transportasi perkotaan yang lebih manusiawi dan ramah lingkungan. Ia menegaskan, program ini akan dikembangkan secara bertahap untuk menekan emisi karbon sekaligus menjawab kebutuhan mobilitas masyarakat yang terus berkembang.
“Satu demi satu, kita mulai melangkah menuju arah yang diharapkan bisa menjadi reformasi dari manajemen angkutan di dalam kota Bandung,” paparnya.
Baca Juga:
- Penelitian: 55 Persen Mikroplastik di Udara Berasal dari Pembakaran Sampah
- Kementerian PU Fokus Tangani Gunung Sampah Bantar Gebang, Dorong Konversi Jadi Energi
- Kemendes Dorong Pengembangan Pewarna Alami Sebagai Potensi Ekonomi Hijau
Angkot pintar ini dilengkapi sejumlah fitur digital canggih, seperti voice assistant yang dapat memutar musik sesuai permintaan penumpang, layar interaktif berisi rute perjalanan dan informasi halte, serta sistem pembayaran digital melalui QRIS dan kartu uang elektronik.
Fitur-fitur tersebut dihadirkan untuk memberikan pengalaman perjalanan yang lebih nyaman dan modern bagi masyarakat, sekaligus mendukung visi Bandung sebagai kota berbasis teknologi dan inovasi.
Untuk tahap awal, satu unit angkot listrik akan menjalani masa uji coba di trayek Gunung Batu – Stasiun Hall Bandung dan sebaliknya. Uji coba ini akan menjadi dasar evaluasi terhadap respon dan kepuasan masyarakat terhadap layanan baru tersebut.
“Kita ingin prototyping dulu, dicoba dulu satu-satu. Kita kumpulkan masukan dari masyarakat, lalu kita perbaiki agar sesuai dengan kebutuhan,” tandas Farhan.
