Bahlil: Pemerintah akan Dorong PLTU Ramah Lingkungan

Jakarta, sustainlifetoday.com — Di tengah tekanan global untuk beralih ke energi bersih, Indonesia memilih langkah moderat, bukan langsung meninggalkan batu bara, tetapi mencoba mengelolanya dengan lebih bertanggung jawab. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menyatakan bahwa pemerintah akan mendorong pemanfaatan teknologi Carbon Capture and Storage (CCS) pada Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) yang masih aktif di tanah air.
“PLTU sekarang kan selalu dikatakan bahwa itu energi yang kotor. Sudah banyak teknologi untuk menangkap yaitu carbon capture,” ujar Bahlil di Jakarta, Kamis (31/7).
“Jadi, PLTU ke depan, apabila tetap masih ada, kita akan dorong untuk membangun PLTU yang ramah lingkungan,” lanjutnya.
Langkah ini mencerminkan sikap realistis pemerintah, yaotu mengurangi emisi karbon tanpa serta-merta menghentikan penggunaan batu bara, komoditas energi yang masih dominan dan melimpah di Indonesia.
Baca Juga:
- VinFast Bangun Ekosistem EV Indonesia Lewat Kemitraan Bengkel
- Ternyata ASI Lebih Ramah Lingkungan Dibanding Susu Formula
- AHY: Kereta Api Berperan Capai Target Nol Emisi Nasional 2060
Namun, transisi ini bukan tanpa tantangan. Sebelumnya Bahlil mengakui bahwa strategi pensiun dini PLTU belum bisa ditentukan karena belum tersedia solusi energi bersih yang ekonomis dan terjangkau.
“Jangan lagi ada yang tanya saya kapan Pak pensiun Batubara? Saya berkali-kali mengatakan saya pensiunkan Batubara oke. Saya pensiunkan, yang penting ada pinjaman yang murah,” ujarnya di JCC Senayan, Jakarta (3/6).
Pernyataan tersebut juga menyinggung satu realitas yang sering luput dalam narasi transisi energi: ketimpangan global. Meski banyak negara menyerukan dekarbonisasi, faktanya, masih banyak yang terus mengandalkan energi fosil sebagai sumber utama.
“Kadang-kadang saya juga bingung ya. Dalam pergaulan saya dengan menteri-menteri ESDM di beberapa negara, mereka tetap konsisten pakai Batubara itu. Pakai terus,” ucap Bahlil.