Studi: Teh dan Kopi Panas Mengandung Konsentrasi Mikroplastik Tinggi

JAKARTA, sustainlifetoday.com — Studi terbaru Universitas Birmingham, Inggris mengungkapkan jika minuman panas seperti teh dan kopi mengandung konsentrasi mikroplastik tertinggi dibandingkan jenis minuman lain. Temuan ini menambah kekhawatiran terhadap paparan mikroplastik yang kini ditemukan hampir di seluruh aspek kehidupan manusia.
Dalam penelitian terhadap 155 sampel minuman populer, mulai dari teh, kopi, jus buah, minuman energi, hingga soda, para peneliti menemukan kadar mikroplastik paling tinggi terdapat pada teh panas dan kopi panas.
Rata-rata, teh panas mengandung 49–81 partikel mikroplastik (MP) per liter, sementara kopi panas mencapai 29–57 MP per liter. Sebaliknya, es teh, es kopi, jus, dan minuman ringan mencatat kadar lebih rendah.
“Banyak penelitian sebelumnya hanya fokus pada air minum, baik air keran maupun kemasan. Namun kenyataannya, manusia sehari-hari mengonsumsi beragam minuman lain. Kami menemukan keberadaan mikroplastik di semua minuman yang kami teliti, baik panas maupun dingin,” kata Profesor Mohamed Abdallah, penulis utama studi ini, dikutip The Independent, Rabu (27/8).
Ia menegaskan paparan mikroplastik tidak bisa dipandang sepele.
“Kita mengonsumsi jutaan cangkir teh dan kopi setiap hari. Ini sesuatu yang perlu diperhatikan serius. Seharusnya ada tindakan legislatif dari pemerintah dan organisasi internasional untuk membatasi paparan manusia terhadap mikroplastik, karena mereka ada di mana-mana,” ujarnya.
Baca Juga:
- PT Timah Manfaatkan Energi Surya untuk Dorong Dekarbonisasi
- Pemerintah Segera Terbitkan Aturan Baru Waste to Energy
- KAI Hemat Hingga Rp2,5 Miliar per Tahun Lewat Pemanfaatan Energi Surya
Penelitian juga menemukan wadah sekali pakai memperbesar jumlah mikroplastik pada minuman panas. Teh panas dalam cangkir plastik sekali pakai mengandung rata-rata 22 partikel mikroplastik per cangkir, jauh lebih tinggi dibanding cangkir kaca.
Kantong teh premium justru menghasilkan jumlah mikroplastik terbanyak, yakni 24–30 partikel per cangkir.
Temuan ini melengkapi riset sebelumnya dari tim yang sama pada 2024, yang menunjukkan konsentrasi mikroplastik dalam air keran (24–56 MP per liter) tidak berbeda signifikan dengan air kemasan (26–48 MP per liter).
“Penelitian ini adalah langkah penting menuju pemahaman lebih komprehensif tentang risiko kesehatan akibat mikroplastik dalam kehidupan sehari-hari,” tulis tim peneliti.