Serang Fasilitas dan Stafnya di Gaza, WHO Kecam Israel

Jakarta, sustainlifetoday.com – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengecam keras serangan militer Israel terhadap fasilitas dan stafnya di Jalur Gaza, Palestina. Insiden ini terjadi di tengah krisis kemanusiaan yang terus memburuk akibat agresi militer yang telah berlangsung selama berbulan-bulan.
Sekretaris Jenderal WHO, Dr. Tedros Adhanom Ghebreyesus, mengungkapkan bahwa pasukan Israel menyerang gudang WHO serta rumah salah satu staf di kawasan Deir Al Balah, dan memaksa perempuan serta anak-anak mengungsi dengan berjalan kaki menuju daerah Al Mawasi.
“Militer Israel memasuki lokasi, memaksa perempuan dan anak-anak mengungsi di tengah konflik yang sedang berlangsung,” ujar Tedros, dikutip Middle East Eye, Selasa (22/8).
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa salah satu staf WHO dan anggota keluarganya diborgol, ditelanjangi, dan diinterogasi di bawah todongan senjata. Dua staf WHO dan dua anggota keluarga ditahan. Tiga dari mereka telah dibebaskan, namun satu staf masih berada di pusat penahanan Israel.
Baca Juga:
- Memahami Kehidupan hingga Kondisi Arktik Terkini dari Film “Sore: Istri dari Masa Depan”
- Pemprov DKI Resmi Mulai Program Cek Kesehatan Gratis untuk Pelajar
- Menuju Maybank Marathon 2025, Pelari dan Pacer Jalani Latihan Intensif
“Kami menuntut pembebasan segera staf kami dan menyerukan perlindungan terhadap pekerja kemanusiaan, bukan malah serangan,” tegas Tedros.
Hingga saat ini, WHO telah mengevakuasi 32 staf dan anggota keluarga ke kantor WHO lainnya sebagai langkah pengamanan. Namun, insiden ini menambah daftar panjang serangan terhadap fasilitas kemanusiaan di Gaza.
Selama agresi yang berlangsung di Palestina, fasilitas publik dan lembaga-lembaga kemanusiaan telah menjadi target serangan, termasuk kantor badan-badan PBB, rumah sakit, hingga tempat perlindungan warga sipil.
Serangan ini berdampak besar terhadap akses layanan kesehatan dan perlindungan dasar bagi masyarakat Gaza yang kini semakin terisolasi dan rentan.
Menurut catatan berbagai lembaga kemanusiaan, lebih dari 58.000 warga Palestina tewas, ratusan ribu lainnya mengungsi, dan infrastruktur sipil mengalami kerusakan berat.