PBB Rilis Daftar 48 Perusahaan yang Terlibat dalam Krisis di Gaza

Jakarta, sustainlifetoday.com – Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) melalui Pelapor Khusus untuk hak asasi manusia di wilayah Palestina, Francesca Albanese, merilis laporan berisi daftar 48 perusahaan global yang dinilai terlibat dalam pendudukan wilayah Palestina oleh Israel dan berkontribusi terhadap krisis kemanusiaan di Gaza.
Dilansir pada Kamis (10/7), laporan tersebut menyoroti keterlibatan sejumlah perusahaan besar dalam mendukung infrastruktur pendudukan dan operasi militer, termasuk melalui teknologi, alat berat, hingga pasokan energi.
Dari sektor teknologi, nama-nama besar seperti Microsoft, Alphabet Inc. (induk Google), dan Amazon tercantum sebagai penyedia sistem kecerdasan buatan (AI) dan teknologi prediksi untuk kebutuhan militer. Teknologi tersebut, seperti Lavender, Gospel, dan Where’s Daddy?, digunakan untuk menganalisis data dan menghasilkan daftar target secara otomatis di medan perang.
“Pendudukan Israel telah menjadi ladang uji coba ideal bagi para produsen senjata dan perusahaan teknologi besar yang mendapatkan permintaan tinggi, minim pengawasan, dan tanpa akuntabilitas,” tulis laporan tersebut.
Perusahaan dari sektor konstruksi dan alat berat seperti Caterpillar (AS), Volvo Group (Swedia), dan HD Hyundai (Korea Selatan) juga disebut berperan dalam penghancuran rumah dan pembangunan permukiman ilegal di wilayah pendudukan Tepi Barat.
Baca Juga:
- ASEAN Kurang Ambisi Hadapi Krisis Iklim, IESR Soroti Minimnya Aksi Nyata
- PLN Icon Plus Dorong Kota Cerdas dan Hijau Lewat Energi Bersih
- Ahli: Lepaskan Ular Peliharaan ke Alam Liar Bisa Rusak Ekosistem
Tak hanya itu, platform penyewaan akomodasi seperti Airbnb dan Booking.com turut masuk dalam daftar karena mencantumkan properti yang berlokasi di wilayah pendudukan yang menurut hukum internasional dianggap ilegal.
Sektor energi dan pertanian juga disorot dalam laporan ini. Drummond Company (AS) dan Glencore (Swiss) disebut sebagai pemasok utama batu bara untuk pembangkit listrik Israel. Sementara itu, perusahaan pangan China, Bright Dairy & Food, melalui kepemilikannya atas Tnuva, disebut mendapat keuntungan dari tanah yang disita di wilayah Palestina.
Perusahaan irigasi Netafim, yang mayoritas sahamnya dimiliki oleh Orbia Advance Corporation (Meksiko), disebut menyediakan infrastruktur yang memfasilitasi eksploitasi air di wilayah pendudukan.
Dua investor besar asal Amerika Serikat, BlackRock dan Vanguard, disebut sebagai pemodal utama berbagai perusahaan dalam daftar tersebut. Keduanya memiliki saham besar di perusahaan seperti Lockheed Martin, Caterpillar, Chevron, hingga Elbit Systems, produsen senjata asal Israel.