Pakar: Melepas Kucing ke Alam Liar Bisa Picu Krisis Ekosistem dan Kesehatan

Jakarta, sustainlifetoday.com — Melepas kucing peliharaan ke alam liar dapat menimbulkan dampak negatif jangka panjang bagi hewan, manusia, dan lingkungan. Hal ini disampaikan pakar sekaligus akademisi IPB University, drh Tetty Barunawati Siagian.
Dampak tersebut, menurut Tetty, akan semakin besar jika kucing tidak disterilkan dan diawasi.
“Overpopulasi kucing berpotensi menimbulkan krisis kesejahteraan hewan karena keterbatasan makanan, tempat tinggal, dan perhatian. Akibatnya, kucing menjadi kelaparan, kurus, dan sakit,” ujarnya, dikutip dari laman IPB University, Senin (11/8).
Ia menegaskan, melepasliarkan kucing rumahan bukanlah bentuk kebebasan.
“Jika pemilik tidak bertanggung jawab, mereka bukan membebaskan hewan peliharaannya, tetapi menciptakan masalah baru yang tak berkesudahan,” kata Tetty.
Selain memicu ledakan populasi, kucing peliharaan yang dilepas ke alam dapat menimbulkan konflik sosial. Hewan ini kerap masuk ke rumah warga, buang kotoran sembarangan, dan membuat suara bising saat musim kawin. Kondisi ini mengganggu kenyamanan masyarakat dan berisiko memicu kekerasan terhadap hewan.
Baca Juga:
- BI: Perubahan Iklim Ancam Kerugian Ekonomi hingga Rp100 Triliun per Tahun
- Menhut: Pembangunan di Pulau Padar Tak Ganggu Habitat Komodo
- KPK Diminta Tindak Tegas Korupsi yang Ancam Lingkungan dan Masyarakat Adat
Tetty juga mengingatkan potensi meningkatnya risiko penyakit zoonosis—penyakit menular dari hewan ke manusia, seperti Covid-19 dan cacar monyet.
“Kucing liar bisa menjadi sumber pencemaran karena buang air sembarangan dan berpotensi menularkan penyakit ke manusia,” ujarnya.
Dari sisi lingkungan, overpopulasi kucing dapat mengganggu keseimbangan ekosistem. Mereka berpotensi memangsa burung, reptil, dan serangga jika jumlahnya tidak terkendali.
Menurut Tetty, dampak ini juga berimbas pada beban finansial pemerintah dan komunitas pecinta hewan. Penanganan kucing liar membutuhkan dana besar untuk rescue dan sterilisasi.
“Namun, ini tetap tidak akan selesai apabila sumber masalahnya tidak dihentikan. Selain itu, shelter hewan dan relawan kewalahan menangani rescue dan sterilisasi kucing,” tambahnya.