Menteri Hanif: Kolaborasi dengan The Royal Foundation Tonggak Baru Perlindungan Alam Indonesia
Jakarta, sustainlifetoday.com — Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Lingkungan Hidup/Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (KLH/BPLH) menandatangani Letter of Intent (LoI) dengan The Royal Foundation of The Prince and Princess of Wales di Rio de Janeiro, Brasil. Kesepakatan ini menjadi tonggak penting dalam memperkuat kolaborasi antara Indonesia dan Inggris dalam perlindungan lingkungan, konservasi keanekaragaman hayati, serta pemberantasan kejahatan lingkungan lintas negara.
Penandatanganan dilakukan oleh Menteri LH/Kepala BPLH Hanif Faisol Nurofiq bersama Amanda Berry CBE, CEO The Royal Foundation. Melalui kesepakatan ini, kedua pihak berkomitmen untuk memperkuat konservasi keanekaragaman hayati, pembangunan berkelanjutan, serta memerangi perdagangan ilegal satwa liar secara global. Kolaborasi ini juga menekankan pentingnya kesadaran publik, kemitraan publik-swasta, serta penguatan kapasitas kelembagaan dalam menjaga ekosistem alami secara berkelanjutan.
Dalam kerangka LoI tersebut, Indonesia dan The Royal Foundation akan menjajaki inisiatif penguatan peran dunia usaha dan lembaga keuangan, peningkatan kerja sama penegakan hukum, serta memperkuat koordinasi regional dan internasional dalam perlindungan lingkungan dan pemberantasan kejahatan ekologi.
“Dukungan The Royal Foundation memperkuat kemampuan kami untuk melindungi keanekaragaman hayati luar biasa Indonesia dan menindak kejahatan lingkungan. Bersama, kita dapat membangun sistem pengelolaan yang lebih baik dan respons yang lebih efektif terhadap ancaman yang dihadapi ekosistem kita,” ujar Menteri Hanif.
“Penandatanganan ini bukan sekadar dokumen, tetapi komitmen bersama untuk melindungi kehidupan di bumi. Dengan menggandeng The Royal Foundation, kita memperkuat upaya global melawan kejahatan lingkungan dan menjaga warisan alam bagi generasi mendatang,” tambahnya.
Sementara itu, Amanda Berry CBE menegaskan pentingnya aksi kolektif lintas negara dalam menjaga keberlanjutan planet.
“Kemitraan ini mencerminkan keyakinan kami bahwa perlindungan alam menuntut tindakan global yang bersatu. Indonesia adalah rumah bagi beberapa ekosistem paling penting di dunia, dan melalui kolaborasi antara pemerintah, masyarakat sipil, dan sektor swasta, kita dapat membangun kapasitas serta sinergi untuk menjaga alam bagi generasi mendatang,” ujarnya.
Sebelum penandatanganan, Menteri Hanif bersama Hashim S. Djojohadikusumo — mewakili Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto — melakukan audiensi pribadi dengan Yang Mulia Pangeran William. Dalam pertemuan tersebut, mereka menyampaikan salam dan penghargaan dari Presiden Prabowo atas dedikasi Kerajaan Inggris dalam perlindungan alam dan kemanusiaan.
“Kami menyambut baik semangat dan visi Yang Mulia Pangeran William. Bersama, kita ingin mewujudkan dunia yang lebih aman, adil, dan berkelanjutan — bagi manusia maupun alam,” ungkap Menteri Hanif.
Baca Juga:
- Bahlil Laporan ke Prabowo: Program Listrik Desa Selesai 2030, Transisi Energi Bersih Lancar
- PLN IP Minati Proyek PLTSa, Tunggu Arah Kebijakan dari Danantara
- Eddy Soeparno: Pemerintahan Prabowo Dorong Lompatan Besar Energi Bersih di ASEAN
Selain penandatanganan LoI, pertemuan tingkat tinggi para pemimpin dan menteri lingkungan di Rio de Janeiro juga menghasilkan Deklarasi Rio 2025. Deklarasi ini menegaskan komitmen global untuk memperkuat aksi kolektif melawan kejahatan terhadap lingkungan, seperti pembalakan liar, penambangan ilegal, perdagangan satwa liar, dan polusi.
Negara-negara peserta sepakat untuk memperkuat kerja sama multilateral dan hukum nasional, serta menindak korupsi dan aliran keuangan gelap yang memperparah kerusakan lingkungan. Deklarasi ini juga menyoroti pentingnya peran masyarakat adat, penjaga hutan, dan komunitas lokal, serta kemitraan lintas sektor dalam menjaga keberlanjutan planet.
“Deklarasi Rio 2025 menjadi momentum global untuk menegaskan bahwa perlindungan lingkungan bukan sekadar isu nasional, melainkan tanggung jawab kolektif dunia,” ujar Menteri Hanif.
“Ini bukan sekadar kerja sama antar-lembaga, tetapi komitmen moral antarbangsa untuk mewariskan bumi yang lebih lestari bagi generasi yang akan datang,” tutupnya.
