Mahasiswa UGM Kembangkan Bioplastik dari Kulit Pisang untuk Dukung Zero Waste

JAKARTA, sustainlifetoday.com — Tim Program Kreativitas Mahasiswa Riset Eksakta (PKM-RE) Peelution Universitas Gadjah Mada menghadirkan inovasi berkelanjutan dengan mengubah limbah kulit pisang menjadi plastik biodegradable ramah lingkungan. Langkah ini lahir dari keresahan tim terhadap sampah plastik yang terus menumpuk dan sulit terurai.
“Dengan menggabungkan dua masalah ini, tim menghadirkan solusi berbasis konsep zero waste, yaitu mengurangi sampah plastik sekaligus memberi nilai tambah pada limbah organik,” ujar Dwi Ayu Kurniasih, Ketua Tim PKM-RE UGM, dikutip dari laman resmi UGM, Jumat (3/10).
Menurut Dwi Ayu, sampah plastik menjadi salah satu penyebab utama pencemaran, baik di darat maupun laut. Dengan sifatnya yang sulit terurai dan membutuhkan ratusan tahun untuk hancur secara alami, plastik berbasis minyak bumi menjadi ancaman serius bagi lingkungan.
“Apalagi sampah plastik berbasis minyak bumi yang begitu sulit terurai, terus menumpuk dan menjadi ancaman serius bagi lingkungan. Di sisi lain, kita juga melihat melimpahnya limbah kulit pisang yang seringkali berakhir sebagai sampah tanpa pemanfaatan. Dua permasalahan inilah yang membuat Tim Program Kreativitas Mahasiswa Riset Eksakta (PKM-RE) UGM menghadirkan solusi zero waste,” terangnya.
Baca Juga:
- Dorong Pembangunan Desa Hijau, IPCM Raih Penghargaan BISRA 2025
- MIND ID Dorong Ekonomi Sirkuler Lewat Pemberdayaan Masyarakat
- Dorong Waste to Energy, PLN Siap Jadi Offtaker Listrik dari Sampah
Inovasi ini dikembangkan dengan teknologi berbasis Polyhydroxybutyrate (PHB), bioplastik alami yang memiliki sifat mirip plastik konvensional namun dapat terurai secara alami. Melalui rekayasa genetika, tim berhasil memodifikasi ragi Kluyveromyces marxianus agar mampu memproduksi PHB lebih efisien.
“Strategi ini menjadikan proses produksi lebih cepat, aman, dan ramah lingkungan dibandingkan metode konvensional berbasis bakteri,” jelasnya.
Dwi Ayu menegaskan bahwa penelitian ini bukan hanya alternatif pengganti plastik, tetapi juga memberikan nilai tambah pada limbah organik. Dengan begitu, konsep zero waste bisa diterapkan secara nyata.
“Harapannya, upaya ini dapat berkontribusi pada pengurangan sampah plastik sekaligus mendukung Sustainable Development Goals (SDGs) melalui pengelolaan limbah yang lebih berkelanjutan,” imbuhnya.
Inovasi Peelution UGM ini menunjukkan potensi besar generasi muda Indonesia dalam menghadirkan solusi berbasis sains untuk tantangan lingkungan, sekaligus membuka peluang pengembangan ke skala industri.