Indonesia Luncurkan Survei Jangka Panjang untuk Kebijakan Inklusif Lansia

Jakarta, sustainlifetoday.com – Dalam upaya membangun masyarakat yang lebih inklusif dan berkeadilan, Kementerian PPN/Bappenas bekerja sama dengan Asian Development Bank (ADB), Lembaga Demografi FEB UI, dan SurveyMeter meluncurkan Indonesia Longitudinal Aging Survey (ILAS), survei panel jangka panjang pertama yang berfokus pada kelompok usia 45 tahun ke atas di Indonesia.
ILAS dirancang untuk mendukung perencanaan pembangunan berbasis bukti, terutama dalam menghadapi realitas penuaan penduduk dan mendorong terciptanya kebijakan ramah lansia.
“ILAS memberikan penajaman data eksisting dan mendorong kebijakan berbasis bukti untuk menghadapi penuaan penduduk. Ini juga menjadi fondasi kuat untuk analisis sosial dan lingkungan hidup yang inklusif,” ujar Maliki, Deputi Bidang Pemberdayaan Masyarakat, Kependudukan, dan Ketenagakerjaan Bappenas, Selasa (8/7).
ILAS mencakup lebih dari 4.000 responden di sembilan provinsi, dari Sumatera Barat hingga Maluku, dan memotret aspek kehidupan yang beragam: mulai dari kondisi sosial-ekonomi, kesehatan, hingga lingkungan hidup para lansia.
Baca Juga:
- Hujan Deras Masih Terjadi di Musim Kemarau, Ini Penjelasan BMKG
- Studi: Peduli Lingkungan Jadi Alasan Utama Masyarakat Indonesia Beli Kendaraan Listrik
- Banjir dan Longsor Landa Jabodetabek, Hampir 10 Ribu Warga Terdampak
Pendekatan longitudinal memungkinkan pengambilan kebijakan yang adaptif terhadap dinamika hidup warga lansia seiring waktu, dan menjadi salah satu sumber data strategis untuk mendukung transisi demografi secara berkelanjutan.
“Narasi besar dalam RPJPN 2025–2045 dan Strategi Nasional Kelanjutusiaan menempatkan perlindungan lansia sebagai prioritas nasional. ILAS akan menjadi referensi utama dalam perumusan kebijakan kementerian, lembaga, dan daerah,” jelas Tirta Sutedjo, Direktur Penanggulangan Kemiskinan dan Kesejahteraan Sosial Bappenas.
Menurut Aiko Kikkawa, Senior Economist ADB, kekuatan ILAS terletak pada kemampuannya untuk melacak dinamika penuaan secara berkelanjutan.
“Dengan ILAS, kita bisa memahami bagaimana kehidupan para lansia berubah dari waktu ke waktu dan bagaimana intervensi kebijakan bisa dirancang secara dinamis dan tepat sasaran,” ujarnya.