Indonesia Dukung Penuh Inisiatif Konservasi Hutan Tropis Dunia
Jakarta, sustainlifetoday.com — Indonesia menegaskan kembali komitmennya terhadap aksi iklim global dengan menyampaikan dukungan penuh terhadap inisiatif Tropical Forests Forever Facility (TFFF) yang diluncurkan oleh Presiden Luiz Inácio Lula da Silva di Belem, Brasil.
Dukungan tersebut disampaikan oleh Utusan Khusus Presiden Republik Indonesia untuk Iklim dan Energi, Hashim S. Djojohadikusumo, yang mewakili Presiden Prabowo Subianto, dalam dua kesempatan penting di sela-sela Belem Climate Summit dan Leaders Forum peluncuran TFFF.
Dalam pidatonya di forum para pemimpin dunia, Indonesia memuji kepemimpinan Presiden Lula da Silva dalam mendorong mekanisme pembiayaan inovatif untuk konservasi hutan tropis dunia.
“Inisiatif ini merupakan langkah penting untuk memperkuat kolaborasi global lintas pemangku kepentingan dalam menjaga hutan tropis — paru-paru bumi — yang sangat vital bagi pencapaian target suhu 1,5°C dan tujuan bersama di bawah Perjanjian Paris,” ujar Hashim seperti dikutip siaran pers, Jumat (7/11).
Sebagai negara dengan hutan tropis terluas ketiga di dunia, Indonesia menyambut TFFF sebagai skema pembiayaan berkelanjutan yang memberi insentif langsung bagi upaya konservasi, khususnya yang berbasis masyarakat dan dipimpin oleh komunitas adat.
Presiden Prabowo Subianto juga menyatakan komitmen Indonesia untuk menyamai kontribusi Brasil terhadap TFFF sebagai wujud nyata solidaritas di antara negara-negara berhutan tropis.
Usai sesi pemimpin, Presiden Lula da Silva menghampiri Hashim dan menyampaikan apresiasi mendalam atas dukungan Indonesia. Dalam suasana hangat penuh persahabatan, Presiden Lula memberikan pelukan erat kepada Hashim dan menitipkan pesan kepada Presiden Prabowo bahwa Indonesia memiliki seorang sahabat di Brasil.
Baca Juga:
- Raja Juli Targetkan Pengakuan 1,4 Juta Hektare Hutan Adat hingga 2029
- Forum QHSE BUMN Konstruksi Ajak Mahasiswa UI Pahami ESG dan Keberlanjutan
- Menteri Hanif: Kolaborasi dengan The Royal Foundation Tonggak Baru Perlindungan Alam Indonesia
Indonesia turut mendorong negara maju dan para mitra global untuk berpartisipasi aktif mendukung TFFF — tidak hanya melalui pendanaan, tetapi juga lewat transfer teknologi, peningkatan kapasitas, dan berbagi pengetahuan. Langkah tersebut diharapkan dapat memastikan hutan tropis dunia terus memberikan manfaat bagi generasi mendatang.
Dalam pernyataannya di Belem Climate Summit, Hashim menegaskan pesan utama Indonesia.
“Indonesia tetap berkomitmen memperkuat aksi iklim nasional, dan siap bekerja sama dengan semua negara untuk mewujudkan aksi iklim yang nyata, inklusif, dan ambisius.”
Presiden Prabowo Subianto sebelumnya menegaskan komitmen Indonesia di Sidang Umum PBB untuk mencapai net-zero emission paling lambat tahun 2060 atau lebih cepat, serta menargetkan pertumbuhan ekonomi berkelanjutan hingga 8%.
Komitmen tersebut tercermin dalam Second Nationally Determined Contribution (SNDC) Indonesia, yang menargetkan pengurangan emisi hingga 1,2–1,5 gigaton CO₂ pada tahun 2035. Pilar utamanya adalah program Forestry and Other Land Uses (FoLU) Net Sink 2030, yang menargetkan pengurangan bersih 92–118 juta ton CO₂ pada 2030.
Pemerintah juga mempercepat transisi energi bersih melalui pengembangan energi terbarukan, biofuel, dan teknologi rendah karbon seperti pembangkit listrik tenaga nuklir. Presiden Prabowo baru-baru ini menetapkan Perpres No. 109 tentang Waste-to-Energy dan Perpres No. 110 tentang Nilai Ekonomi Karbon sebagai instrumen pembiayaan dekarbonisasi nasional.
Indonesia mencatat kemajuan signifikan dalam pengendalian deforestasi, dengan tingkat deforestasi tahunan rata-rata turun 75% sejak 2019 — terendah dalam dua dekade terakhir. Negara ini juga memperkuat konservasi keanekaragaman hayati melalui pembangunan koridor gajah dan program konservasi berbasis masyarakat.
Selain hutan daratan, Indonesia menjaga sekitar 17% cadangan karbon biru dunia (setara 3,4 gigaton CO₂) yang penting bagi mitigasi iklim dan ketahanan pesisir.
Indonesia menegaskan bahwa aksi iklim harus adil, inklusif, dan berpusat pada manusia. Presiden Prabowo mengumumkan komitmen nasional untuk mengakui dan mengalokasikan 1,4 juta hektare hutan adat kepada masyarakat adat dan lokal dalam empat tahun ke depan — langkah yang menempatkan kesejahteraan masyarakat sebagai bagian integral dari kebijakan iklim nasional.
“Indonesia siap memimpin, bekerja sama, dan berkontribusi untuk membangun dunia yang tangguh terhadap perubahan iklim, dunia di mana tidak ada satu pun yang tertinggal,” tutup Hashim.
