Hashim Djojohadikusumo: Perang terhadap Kejahatan Lingkungan Tak Boleh Hambat Ekonomi
Jakarta, sustainlifetoday.com — Utusan Khusus Presiden bidang Perubahan Iklim dan Energi, Hashim Djojohadikusumo, menekankan pentingnya keseimbangan antara penegakan hukum lingkungan dengan keberlanjutan ekonomi. Ia menegaskan, langkah global dalam melawan kejahatan lingkungan tidak boleh menciptakan hambatan baru bagi perdagangan legal maupun pembangunan ekonomi di negara berkembang.
“Ke depannya, kami ingin memastikan upaya global tidak mengakibatkan hambatan yang tidak disengaja terhadap perdagangan legal atau pembangunan ekonomi,” kata Hashim dalam United for Wildlife Global Summit di Rio de Janeiro, Brasil, Rabu (5/11).
Hashim mengusulkan agar negara-negara dunia memiliki mekanisme evaluasi berkala guna memastikan kebijakan lingkungan berjalan adil dan inklusif.
“Kami mengusulkan mekanisme evaluasi berkala untuk menilai dampak, mengidentifikasi praktik terbaik, dan menegakkan prinsip ‘no one left behind’,” katanya.
Lebih lanjut, ia menegaskan komitmen Indonesia dalam memperkuat aksi kolektif global melawan kejahatan lingkungan, termasuk perdagangan satwa liar ilegal dan pembalakan liar yang merusak ekosistem.
“Saya menggarisbawahi komitmen kuat Indonesia untuk memajukan aksi kolektif melawan kejahatan yang berdampak pada lingkungan. Kami sepenuhnya selaras dengan seruan global yang semakin kuat untuk mengatasi pembalakan liar dan perdagangan satwa liar,” ujar Hashim.
Baca Juga:
- Warga Keluhkan Bau, Pramono Hentikan Sementara Uji Coba RDF Rorotan
- Siklon Kalmaegi Sebabkan Hujan Lebat di Berbagai Wilayah, BMKG Minta Warga Waspada
- Pembiayaan Berkelanjutan BSI Tembus Rp73,6 Triliun di Kuartal III 2025
Adik Presiden Prabowo Subianto itu juga menegaskan bahwa Indonesia tidak akan ragu mengambil tindakan tegas terhadap para pelaku perdagangan satwa ilegal dan pembalakan liar.
“Kami sejalan dengan seruan global untuk menindak tegas pembalakan liar dan perdagangan satwa liar. Indonesia berkomitmen menjadi bagian aktif dari gerakan ini,” kata dia.
Selain itu, Hashim menyampaikan kesiapan Indonesia untuk berpartisipasi aktif dalam berbagai forum internasional yang membahas kejahatan lingkungan dan tata kelola sumber daya alam. Beberapa agenda global yang akan dihadiri antara lain Sidang ke-7 United Nations Environment Assembly (UNEA-7), Kongres Kejahatan PBB ke-15 (UN Crime Congress), serta Konferensi ke-13 Negara Pihak Konvensi PBB tentang Kejahatan Terorganisir Transnasional (UNTOC COP-13).
Menanggapi hal itu, Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni menilai pernyataan Hashim memperkuat posisi Indonesia di panggung internasional dalam upaya melindungi keanekaragaman hayati.
“Sambutan Pak Hashim sangat bagus menggambarkan posisi Indonesia dalam memberantas perdagangan satwa liar internasional,” kata Raja Antoni.
