Gus Baha: Menjaga Alam Adalah Bentuk Sedekah dan Amanah Spiritual

Jakarta, SustainLife Today — Ulama terkemuka Nahdlatul Ulama (NU), KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau akrab disapa Gus Baha, menegaskan bahwa merawat alam adalah tanggung jawab spiritual yang melekat pada setiap manusia.
Dalam tausiyahnya di kanal YouTube Bimas Islam TV, Gus Baha mengaitkan pentingnya menjaga lingkungan hidup dengan nilai-nilai keimanan, khususnya melalui tafsir Surat Al-Mulk.
Menurutnya, ayat-ayat dalam surat Al-Mulk memberi peringatan tegas bahwa bumi dapat menjadi ancaman jika manusia lalai mengelolanya. Ia mencontohkan diksi “tamur” dalam ayat tersebut, yang dalam tafsir diartikan sebagai pergerakan tanah atau likuefaksi, menjadi simbol bahwa bumi bisa bergolak bila rusak keseimbangannya.
“Kalau kamu hidup di bumi (merasa) tenang-tenang saja, bisa saja bumi ini tamur. Tamur itu likuefaksi,” jelas Gus Baha, dilansir Rabu (16/5).
Lebih jauh, Gus Baha juga menyampaikan bahwa potensi bencana seperti hantaman benda langit dan kelangkaan air merupakan bentuk peringatan dari Allah agar manusia tidak abai dalam menjaga lingkungan. Ia menggarisbawahi pentingnya sistem bumi yang menyerap dan mengatur air secara alami.
“Bagaimana kalau bumi ini tahu-tahu menghisap semua air, kemudian kita enggak menemukan air. Kamu bisa apa, kata Allah, siapa yang bisa mendatangkan air?” tambahnya.
Baca Juga:
- Memahami Kehidupan hingga Kondisi Arktik Terkini dari Film “Sore: Istri dari Masa Depan”
- Jelang COP30, Indonesia Dorong Aksi dan Pendanaan untuk Adaptasi Iklim
- Pegadaian dan PNM Latih Difabel Bantul Berwirausaha Lewat Batik dan Digital Marketing
Dalam perspektif Islam, kata Gus Baha, merawat alam adalah bentuk sedekah. Tindakan seperti menanam pohon dan melestarikan lingkungan akan membawa manfaat tidak hanya bagi manusia, tetapi juga bagi seluruh makhluk hidup lainnya.
“Dalam sebuah hadis diterangkan, tidak ada manusia yang menanam pohon kemudian berbuah dan dimakan oleh manusia maupun binatang, kecuali itu menjadi sedekah,” tuturnya.
Sebaliknya, ia menyoroti bahwa kerusakan lingkungan merupakan tanda dari perilaku yang tidak baik, sebagaimana disebut dalam Al-Quran melalui frasa “wayuhlikul hartsa wan nasl”, yakni merusak tanaman dan populasi makhluk hidup.
Gus Baha juga menegaskan bahwa gerakan-gerakan pelestarian bumi sangat penting untuk diperkuat. Ia mengapresiasi berbagai inisiatif yang mendorong masyarakat untuk lebih sadar terhadap krisis iklim dan pentingnya menjaga keseimbangan alam.
“Makanya saya senang kalau ini ada gerakan-gerakan untuk menyelamatkan bumi,” ujarnya.
Sebagai penutup, Gus Baha juga menyinggung keutamaan menghafal surat Al-Mulk, yang menurutnya bisa menjadi perisai spiritual dari siksa kubur.