Google Bongkar Konsumsi Energi dan Air untuk Satu Pertanyaan AI

JAKARTA, sustainlifetoday.com — Google untuk pertama kalinya mengungkap detail jumlah energi, air, dan emisi yang dihasilkan kecerdasan artifisial (AI) ketika menjawab satu pertanyaan atau permintaan pengguna. Laporan ini hadir sebagai bagian dari metodologi baru perusahaan dalam mengukur dampak lingkungan teknologi AI.
Wakil Presiden Keberlanjutan dan Pembelajaran Google, Ben Gomes, menegaskan bahwa pemahaman mendalam tentang jejak lingkungan AI menjadi langkah penting untuk efisiensi energi.
“Dalam meningkatkan efisiensi energi AI, sangat penting untuk memahami jejak lingkungan AI. Sampai saat ini pemahaman komprehensif mengenai dampak energi AI masih terbatas,” ungkap Ben Gomes dikutip dari CBS News, Jumat (22/8).
Penelitian Massachusetts Institute of Technology (MIT) juga menyoroti bahwa pusat data AI tidak hanya membutuhkan listrik, tetapi juga pasokan air dalam jumlah besar untuk pendinginan perangkat keras.
“Meningkatkan jumlah aplikasi AI generatif juga mendorong permintaan perangkat keras komputasi tinggi yang menambah dampak lingkungan tidak langsung dari pengiriman dan manufaktur,” tulis laporan MIT.
Baca Juga:
- Pemprov Jatim Diminta Jadi Pelopor Perlindungan Mangrove
- Bappenas dan Pertamina Perkuat Komitmen Transisi Energi Menuju NZE
- Kapasitas Pembangkit Energi Terbarukan Pertamina NRE Tumbuh 14 Persen di 2025
Laporan Kantor Akuntabilitas Pemerintah (GAO) AS memperkirakan pusat data baru bisa membutuhkan daya 100 hingga 1.000 megawatt, atau dengan setara pasokan listrik untuk 80 ribu hingga 800 ribu rumah tangga. Namun hingga kini belum ada regulasi yang mewajibkan perusahaan mengungkap konsumsi energi dari AI mereka.
Dalam makalah teknis terbaru, Google menetapkan standar baru untuk mengukur konsumsi energi, penggunaan air, dan emisi karbon dari berbagai model AI. Perusahaan itu memaparkan bahwa satu kueri teks Gemini rata-rata membutuhkan 0,24 watt-jam (Wh) energi, menghasilkan 0,03 gram setara karbon dioksida (gCO2e), dan mengonsumsi 0,26 mililiter air, setara dengan lima tetes.
Sebagai perbandingan, CEO OpenAI Sam Altman menyebutkan bahwa satu kueri ChatGPT menggunakan 0,34 Wh dan sekitar seperlima belas sendok teh air.
Google juga menegaskan adanya peningkatan efisiensi pada Gemini. Dalam 12 bulan terakhir, konsumsi energi dan jejak karbon dari median kueri teks Gemini masing-masing berkurang 33 kali dan 44 kali, dengan kualitas respons yang meningkat pada periode yang sama.
Sementara itu, para ekonom menilai teknologi AI dapat memberikan dorongan besar pada ekonomi global. Goldman Sachs memperkirakan teknologi tersebut bisa menambah Produk Domestik Bruto (PDB) global hingga 7 persen, atau setara dengan 7 triliun dolar AS dalam sepuluh tahun mendatang.