Fitur AI dan Streaming Video di Spotify Tambah Beban Emisi Karbon

JAKARTA, sustainlifetoday.com — Spotify kini memiliki sekitar 675 juta pengguna aktif. Seiring dengan ekspansinya ke layanan video dan penggunaan iklan berbasis kecerdasan buatan (AI), jejak karbon dari platform musik global ini diperkirakan akan semakin meningkat.
Penggunaan AI dalam iklan video menuntut pemrosesan tambahan sesuai resolusi streaming pengguna. Hal ini menambah beban energi yang jauh lebih besar dibandingkan dengan streaming audio.
The Carbon Trust mencatat rata-rata jejak karbon streaming video di Eropa mencapai 55 gram CO₂e per jam, 50 kali lipat lebih tinggi dibanding audio, setara dengan memanaskan empat kantong popcorn di microwave.
“Layar besar dan resolusi tinggi bisa menjadi faktor signifikan dalam meningkatkan jejak karbon. Tanggung jawab perusahaan yang menghasilkan emisi tentu harus kita tagih. Namun di samping itu, pengguna dan kreator konten juga mesti lebih bijak memilih perangkat streaming dan pengaturan kualitas streaming,” ujar Hussein Boon, Principal Lecturer Music di University of Westminster dilansir laman The Conversation, Selasa (19/8).
Jejak karbon streaming berbeda di tiap negara, dipengaruhi bauran energi. Jerman tercatat paling tinggi dengan 76g CO₂e per jam karena masih bergantung pada batu bara, sementara Inggris lebih rendah di angka 48g CO₂e berkat energi terbarukan dan gas alam. Prancis menjadi terendah, 10g CO₂e per jam, berkat dominasi energi nuklir.
Baca Juga:
- Bencana Alam Terjadi di Sejumlah Daerah Saat Perayaan Kemerdekaan RI
- Sampah Perayaan HUT RI Capai 79 Ton, DLH DKI Jakarta Kerahkan 1.800 Petugas
- Gandeng Perguruan Tinggi, KLH: Kebijakan Lingkungan Harus Punya Dasar Ilmiah
Sejumlah pakar menilai perusahaan teknologi perlu lebih transparan terkait dampak lingkungan.
Shift Project, lembaga think-tank asal Prancis, mendorong penerapan “digital sobriety”, penggunaan teknologi digital yang lebih sadar dan efisien demi keberlanjutan.