Erajaya Kumpulkan 2.255 Unit Sampah Elektronik, Hemat Emisi dan Energi

JAKARTA, sustainlifetoday.com — Perusahaan retail teknologi Erajaya berhasil mengumpulkan 2.255 unit sampah produk elektronik sebagai bagian dari komitmen menekan pencemaran lingkungan dan emisi karbon.
“Langkah kecil dari konsumen, jika difasilitasi dengan benar, dapat memberikan dampak lingkungan yang signifikan dan terukur,” kata perwakilan pimpinan Erajaya Group, Jimmy Perangin Angin, Jumat (19/9).
Menurut Jimmy, capaian tersebut setara dengan pengurangan emisi karbon sebesar 161.700 kilogram karbon dioksida, penghematan energi sekitar 301.261 kilo watt per jam (kWh), serta mengurangi kebutuhan lahan di tempat pemrosesan akhir (TPA) hingga 10 meter persegi.
Erajaya menerapkan skema tanggung jawab produsen yang diperluas (Extended Producer Responsibility/EPR) untuk memastikan produk dikelola hingga akhir siklus hidupnya. Salah satu langkah yang ditempuh adalah penyediaan kotak khusus “jaga bumi” di gerai erafone, tempat konsumen bisa menaruh perangkat elektronik yang sudah tidak terpakai.
Baca Juga:
- Sampah Jadi Sorotan Usai Banjir Bali, BWS: Masyarakat Harus Berubah
- Kerap Blunder Saat Menjabat, Hasan Nasbi Jadi Korban Reshuffle Prabowo
- Audit Lingkungan Jadi Penentu Nasib Tambang Nikel PT Gag di Raja Ampat
Dengan cara ini, perusahaan berharap bukan hanya menekan pencemaran, tetapi juga membangun ekosistem pengelolaan sampah elektronik yang inklusif, terstruktur, dan berkelanjutan.
Berdasarkan Global E-Waste Monitor 2024, pertumbuhan sampah elektronik secara global tercatat lima kali lebih cepat dibandingkan kapasitas daur ulang dunia. Tren serupa terjadi di Indonesia, dengan timbunan diperkirakan naik dari 2,1 juta ton pada 2023 menjadi 4,4 juta ton pada 2030.
“Kondisi ini menjadi ancaman nyata bagi lingkungan, kesehatan, dan masyarakat,” ujar Jimmy.
Program hijau ini akan terus dilanjutkan tahun depan, dan diharapkan bisa menjadi inspirasi bagi pelaku usaha lain untuk berkontribusi dalam pengelolaan sampah elektronik di Indonesia.