BRIN Kembangkan WoodPlastic, Inovasi Plastik Ramah Lingkungan dari Serbuk Kayu
Jakarta, sustainlifetoday.com — Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) terus mendorong transisi menuju ekonomi hijau melalui inovasi material ramah lingkungan. Terbaru, lembaga ini mengembangkan WoodPlastic, produk plastik berbasis serbuk kayu yang diklaim lebih berkelanjutan dan tidak mengganggu sumber pangan.
Peneliti Pusat Riset Biomassa dan Bioproduk Organisasi Riset Hayati dan Lingkungan BRIN, Prabu Satria Sejati, menjelaskan bahwa WoodPlastic merupakan alternatif bioplastik berbahan baku alami seperti serbuk kayu, bambu, maupun rotan.
“Produk akhirnya 100 persen bahan alami dan tidak mengambil sumber pangan seperti pati. Dengan demikian, material ini tidak berdampak pada ketahanan pangan,” ungkap Prabu dikutip pada Kamis (30/10).
Menurutnya, teknologi ini berawal dari riset doktoral yang ia jalankan di Université de Lorraine, Prancis. Material WoodPlastic memiliki sifat translusen, fleksibel, serta tahan air (hidrofobik), dengan kekuatan mekanik di antara polietilena (PE) dan polipropilena (PP), dua bahan plastik yang umum digunakan dalam industri kemasan.
“WoodPlastic memiliki sifat translusen, fleksibel, serta hidrofobik atau tahan air. Dari aspek kekuatan mekanik, material ini berada di antara polietilena (PE) dan polipropilena (PP) yang selama ini menjadi standar pada kemasan plastik industri,” ujar dia.
Baca Juga:
- IPCM Catat Pendapatan Rp1,09 Triliun di Q3-2025, Tegaskan Komitmen Pada Prinsip Keberlanjutan
- DBS Dorong Pembiayaan Berkelanjutan sebagai Solusi Krisis Iklim Global
- Izin Tambang di Bogor Dicabut KDM karena Lingkungan, Bahlil: Saya Belum Baca
Selain dapat didaur ulang dengan cara dilelehkan dan dicetak kembali, Prabu menegaskan bahwa penelitian mengenai manfaat ekologis jangka panjang WoodPlastic masih dalam tahap pengujian. Namun, ia menilai teknologi ini sederhana, efisien, dan berpotensi menggantikan plastik konvensional di berbagai sektor.
“Keunggulan WoodPlastic tidak hanya kompetitif, tetapi juga mampu menjadi opsi material berkelanjutan di berbagai sektor,” tutur Prabu.
Material inovatif ini dinilai cocok untuk berbagai aplikasi seperti kemasan ramah lingkungan, tekstil, produk medis (patch), hingga interior otomotif.
Riset tersebut telah mendapatkan paten internasional di Prancis dengan nomor FR2205776, yang mencantumkan kolaborator dari Indonesia dan Prancis. Sejumlah mitra industri, termasuk brand fashion mewah Eropa, dikabarkan telah menunjukkan ketertarikan untuk mengembangkan material ini lebih lanjut.
Dengan inovasi tersebut, BRIN membuka peluang kolaborasi dengan industri untuk mempercepat hilirisasi teknologi dan memperluas penerapan material berkelanjutan di Indonesia.
