Kemenhut Targetkan 17 Juta Bibit Pohon Gratis untuk Tekan Emisi Karbon

JAKARTA, sustainlifetoday.com — Kementerian Kehutanan (Kemenhut) menargetkan distribusi 17 juta bibit pohon secara gratis kepada masyarakat sepanjang 2025 sebagai bagian dari upaya memangkas emisi karbon sekaligus meningkatkan kesejahteraan.
Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni mengatakan bibit tersebut bisa diperoleh di seluruh persemaian milik Kemenhut.
“Kami menargetkan sebanyak 17 juta bibit atau batang pohon akan didistribusikan atau dibagikan secara gratis kepada masyarakat di tahun 2025 ini,” kata Raja Juli dalam keterangannya, dilansir Selasa (9/9).
Pernyataan itu ia sampaikan saat menyerahkan 1.000 bibit tanaman di Persemaian Rumpin, Bogor. Raja Juli menyebutkan masyarakat bisa mendapatkan bibit gratis hanya dengan menunjukkan KTP.
“Bibit-bibit ini gratis. Setiap orang dengan modal membawa KTP dapat memperoleh maksimal 25 bibit pohon,” ujarnya.
Baca Juga:
- DPR Setujui Anggaran KLH 2026, Fokus pada Sampah dan Perubahan Iklim
- Menko Yusril Pastikan Brimob Pelindas Driver Ojol Affan Diproses Hukum
- Ditetapkan Jadi Tersangka Korupsi Chromebook Senilai Rp1,98 Triliun, Begini Akal Bulus Nadiem Menurut Kejagung
Persemaian Rumpin, menurut Raja Juli, tidak hanya berfungsi memulihkan lahan kritis tetapi juga mendukung kesejahteraan warga melalui pemanfaatan hasil hutan bukan kayu.
“Salah satunya yang dilakukan dengan memaksimalkan penyemaian bibit-bibit tanaman hasil hutan bukan kayu seperti mangga, alpukat, durian, dan lain sebagainya yang nantinya dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” katanya.
Saat ini Kemenhut memiliki 54 persemaian permanen berskala produksi satu juta batang serta tujuh persemaian besar dengan kapasitas lebih dari lima juta batang. Semua dikelola Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Balai Perbenihan Tanaman Hutan.
“Seluruh persemaian ini memiliki target produksi bibit tahun 2025 sebanyak 17 juta batang, dengan sumber pendanaan dari APBN sebanyak 10 batang, dan pendanaan Folu Net Sink 2030 sebanyak tujuh juta batang,” jelas Raja Juli.
Sebelumnya, pemerintah Norwegia juga memberikan kontribusi berbasis hasil sebesar 60 juta dolar AS atau sekitar Rp960 miliar untuk mendukung program penurunan emisi hingga perlindungan biodiversitas di Indonesia.
Menurut Raja Juli, pembayaran berbasis hasil (Result-Based Contribution/RBC) tahap keempat itu diberikan atas capaian Indonesia menurunkan 43,2 juta ton CO₂ pada periode 2016–2020.