Penelitian: Tumbuhan Bisa Stres dan Berbicara, Hewan Bisa Menanggapi

JAKARTA, sustainlifetoday.com — Penelitian terbaru dari Universitas Tel Aviv yang diterbitkan dalam jurnal eLife mengungkap fakta mengejutkan, yaitu tumbuhan yang mengalami stres, seperti kekeringan atau kerusakan fisik, ternyata mengeluarkan suara yang dapat dideteksi oleh hewan.
Lebih jauh, hewan-hewan ini tampaknya merespons sinyal tersebut, membuka kemungkinan adanya jaringan komunikasi tak terlihat di alam. Eksperimen yang dilakukan pada ngengat betina menunjukkan bahwa serangga ini menghindari meletakkan telurnya pada tanaman tomat yang mengeluarkan suara stres.
“Ini adalah bukti pertama kalinya hewan menanggapi suara yang dihasilkan oleh tumbuhan,” kata Profesor Yossi Yovel dari Universitas Tel Aviv dilansir pada Selasa (26/8).
“Ini mungkin masih dalam tahap spekulasi, tapi bisa jadi semua jenis hewan akan membuat keputusan berdasarkan suara yang mereka dengar dari tumbuhan. Apakah mereka akan melakukan penyerbukan, bersembunyi di dalam tumbuhan, atau justru memakannya,” tambah Profesor Yossi Yovel.
Suara yang tidak terdengar oleh manusia ini dapat ditangkap oleh berbagai serangga, kelelawar, hingga beberapa mamalia. Para peneliti menggunakan mikrofon khusus untuk merekam suara tanaman tomat yang kekurangan air, lalu memperdengarkannya kembali dalam kondisi laboratorium. Hasilnya konsisten, yaitu ngengat betina memilih tanaman yang “diam” dan lebih sehat.
Baca Juga:
- Studi: Panas Ekstrem Picu Krisis Kesehatan Mental
- Hadirkan Water Station di 45 Stasiun, KAI Dorong Perjalanan Ramah Lingkungan
- KLH Kembangkan SRN PPI Versi Baru, Perkuat Pusat Data Iklim Nasional
Temuan ini menandakan bahwa suara tanaman bisa menjadi indikator penting kondisi fisiologis mereka. Lebih jauh, penelitian ini juga memunculkan pertanyaan apakah tumbuhan dapat mendengarkan satu sama lain dan bereaksi terhadap suara sesamanya.
“Jika suatu tumbuhan stres, organisme yang paling mengkhawatirkannya adalah tumbuhan lain, dan mereka dapat merespons dengan berbagai cara,” ujar Prof. Lilach Hadany, salah satu peneliti.
Menurutnya, tumbuhan mungkin dapat menyesuaikan diri dengan menghemat air atau memperkuat pertahanan saat mendengar sinyal bahaya dari tumbuhan tetangga.
Meski para peneliti menegaskan bahwa tumbuhan tidak memiliki perasaan, suara yang mereka hasilkan bisa menjadi alat komunikasi ekologi yang sangat kompleks. Jika benar terbukti, hutan dan kebun bisa jadi memiliki jaringan komunikasi akustik yang selama ini tidak terlihat oleh manusia.
“Ini adalah area yang luas dan belum terjamah, semesta baru yang menunggu untuk ditemukan,” kata Prof. Hadany.