Pemprov Jatim Diminta Jadi Pelopor Perlindungan Mangrove

JAKARTA, sustainlifetoday.com — Data terbaru menunjukkan luas hutan mangrove Indonesia mencapai 3,44 juta hektare. Dari angka tersebut, Jawa Timur menyumbang 30.839,3 hektare atau 48,38 persen dari total mangrove di Pulau Jawa. Di kawasan Bahak–Tongas, tercatat delapan spesies mangrove dengan cadangan karbon sebesar 432–609 ton per hektare, menjadikannya salah satu laboratorium alami blue carbon yang penting bagi agenda iklim Indonesia.
Namun, potensi besar ini menghadapi ancaman serius. Abrasi di pesisir Lamongan dan Tuban terjadi dengan laju 1,5–2 meter per tahun. Urbanisasi di Surabaya turut menggerus keberadaan mangrove, sementara pencemaran plastik bahkan memunculkan temuan mikroplastik pada kerang hijau di Pantai Kenjeran.
Deputi Tata Lingkungan dan Sumber Daya Alam Berkelanjutan (TLSDAB) Kementerian Lingkungan Hidup/Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (KLH/BPLH) Sigit Reliantoro menekankan pentingnya langkah konkret dari pemerintah daerah.
“Kami berharap Ibu Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa juga dapat menjadi pelopor bersama Kementerian Lingkungan Hidup/BPLH dalam mengimplementasikan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 27 Tahun 2025 tentang Pengelolaan dan Perlindungan Ekosistem Mangrove,” kata Sigit.
Pernyataan itu ia sampaikan dalam Festival Mangrove Jawa Timur ke-VII di Pantai Tambak Bahak, Desa Curahdringu, Kecamatan Tongas, Kabupaten Probolinggo, Selasa (19/8). Ribuan warga pesisir hadir bersama Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, Bupati Probolinggo Mohammad Haris Damanhuri Romly, serta Direktur Utama Semen Indonesia Group Indrieffouny Indra.
Baca Juga:
- Pakar: Lebah Madu Bisa Jadi Detektor Alami Kesehatan Lingkungan
- Kasus Leptospirosis di Yogyakarta Melonjak, Lingkungan Jadi Faktor Kunci
- Hadirkan Green Drilling Project, Pertamina Dorong Pengeboran Lebih Hijau
Dalam festival tersebut, peserta menanam 17.845 bibit mangrove, melepas 300 bibit ikan dan kepiting, serta melepasliarkan empat pasang burung air. Gubernur Khofifah menegaskan komitmen pemerintah daerah untuk menjaga ekosistem pesisir.
“Pemprov Jawa Timur berkomitmen penuh melindungi ekosistem mangrove karena di dalamnya tersimpan masa depan kehidupan pesisir. Mangrove bukan hanya rumah bagi tumbuhan dan satwa, tetapi juga benteng kehidupan nelayan dan masyarakat pesisir. Melindungi mangrove berarti melindungi keseimbangan alam dan keberlanjutan ekonomi rakyat,” ujar Khofifah.