Perubahan Iklim Ancam Mata Pencaharian dan Perburuk Kemiskinan di Indonesia

Jakarta, sustainlifetoday.com — Perubahan iklim diperkirakan tidak hanya menyebabkan kerugian fisik, tetapi juga menghilangkan mata pencaharian jutaan orang sehingga berpotensi meningkatkan angka kemiskinan di Indonesia.
Berdasarkan riset Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), jumlah penduduk miskin yang terdampak perubahan iklim di sektor pertanian mencapai 9,25 juta jiwa, sektor kelautan 3,61 juta jiwa, perikanan 1,6 juta jiwa, sektor air 3,14 juta jiwa, serta sektor kesehatan 1,43 juta jiwa.
“Ketergantungan kita terhadap sektor pertanian memang cukup tinggi,” ujar Direktur Lingkungan Hidup Kementerian PPN/Bappenas Nizar Marizi dalam webinar Pengarusutamaan Sosial Inklusif pada Pembangunan Daerah untuk Memperkuat Ketahanan Iklim dan Kebencanaan, Selasa (12/8).
Selain itu, perubahan iklim juga memperburuk kesenjangan sosial antara perempuan dan laki-laki di sejumlah daerah.
Baca Juga:
- Pengiriman Paket Online di Indonesia Sumbang Emisi Karbon Tinggi
- Pakar: Melepas Kucing ke Alam Liar Bisa Picu Krisis Ekosistem dan Kesehatan
- Terlalu Fokus pada Pariwisata Bali, Media Asing Kritik Pemerintah Indonesia
Asisten Deputi Pengarusutamaan Gender Bidang Pembangunan Manusia, Kebudayaan, dan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintah Daerah Wilayah III Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA) Dewa Ayu Laksmiadi Janapriati menilai terdapat perbedaan respons antara perempuan dan laki-laki saat menghadapi bencana atau dampak perubahan iklim.
“Kalau terjadi bencana, jadi perempuan itu sudah langsung saja berpikir banyak gitu ya, beda-beda dengan laki-laki. Kalau laki-laki mungkin spontan ambil apa, misalnya ambil ransel yang sudah berisi perlengkapannya dan pergi. Kalau perempuan itu banyak yang dipikir, apa yang bagaimana orang tuanya dan lain sebagainya. Bahkan, mungkin sampai hewan piaraan, begitu ya,” ujar Dewa Ayu.
Ia menegaskan pentingnya kesetaraan gender di masyarakat sebagai langkah untuk mengurangi dampak perubahan iklim terhadap kelompok rentan.