Terlalu Fokus pada Pariwisata Bali, Media Asing Kritik Pemerintah Indonesia

Jakarta, sustainlifetoday.com — Media Singapura The Straits Times menyoroti Pantai Ora di Pulau Seram, Maluku, sebagai destinasi wisata potensial yang kurang mendapat perhatian akibat fokus pemerintah Indonesia pada pengembangan pariwisata di Bali.
Dalam laporan berjudul “Paradise Beaches Sit Empty as Indonesia Bets on Saturated Bali”, The Straits Times menyebut Pantai Ora menawarkan “keindahan dan ketenangan yang jauh lebih hakiki dibandingkan Bali.”
Laporan itu mengkritik kondisi Bali yang lalu lintasnya macet di sekitar pura, udara penuh dengan polusi suara dari sepeda motor, sampah plastik berserakan, dan lonjakan pengunjung di banyak tempat mengaburkan hakikat spiritual di pulau tersebut.
“Namun, di sanalah pemerintah menempatkan sebagian besar ‘taruhan’ pariwisatanya. Pemerintah ingin Bali, yang luasnya sekitar 1,5 kali lipat Rhode Island, menjadi tujuan liburan dan segala hal lainnya,” tilis laporan tersebut dilansir Minggu (10/8).
Berbagai rencana diberikan pada Bali. Pada akhir Juni lalu, Presiden RI Prabowo Subianto meresmikan Kawasan Ekonomi Khusus Sanur untuk mengembangkan wisata medis. Namun, laporan menyebut pendekatan yang fokus pada Bali tidak membuahkan hasil. Pertumbuhan ekonomi Bali menurun menjadi 5,5 persen pada 2024, disebabkan oleh penurunan rata-rata pengeluaran turis asing.
Baca Juga:
- Kapolri Dorong Penanaman Mangrove untuk Lingkungan dan Generasi Mendatang
- Menhut: Pembangunan di Pulau Padar Tak Ganggu Habitat Komodo
- Dorong Konsumsi Ikan, Bappenas: Lebih Ramah Lingkungan
Faktanya, The Straits Times menyebut ledakan pariwisata di Bali tidak menghasilkan keuntungan yang berkelanjutan dan Bali adalah korban dari kesuksesannya sendiri.
The Straits Times juga menyoroti Pantai Ora yang terletak sekitar 1.600 kilometer dari Bali. Media itu menggambarkan pantai ini sebagai destinasi yang dibingkai vegetasi tropis dan tebing kapur yang dramatis, perairannya seperti akuarium dan hampir tak ada influencer yang membawa ponsel pintar.
Di Pantai Ora, setiap sore jelang malam, kerumunan kelelawar terbang keluar dari gua untuk mencari makan dan pelancong dapat menyaksikan lumba-lumba dan penyu yang muncul dari dasar laut untuk bernapas.
Akses ke Pantai Ora masih terbatas. Perjalanan umumnya ditempuh dengan terbang 3,5 jam dari Jakarta ke Ambon, dilanjutkan kapal feri dua jam ke Pulau Seram, dan perjalanan darat sekitar satu jam.