Jalan 7.000 Langkah Sehari Bisa Turunkan Risiko Kematian Hingga 50%

Jakarta, sustainlifetoday.com – Gaya hidup aktif tak harus berarti memaksakan diri mencapai target 10.000 langkah per hari. Studi terbaru yang melibatkan lebih dari 160 ribu partisipan dari 57 penelitian global mengungkapkan bahwa berjalan kaki 7.000 langkah per hari sudah cukup untuk menurunkan risiko kematian dini hingga 50 persen, dibandingkan hanya berjalan 2.000 langkah.
Penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal The Lancet, dan dikutip dari AFP pada Kamis (24/7), juga mengaitkan 7.000 langkah dengan penurunan risiko demensia sebesar 38 persen, depresi 22 persen, serta diabetes 14 persen. Meski masih diperlukan kajian lanjutan, studi ini juga menunjukkan potensi penurunan risiko beberapa jenis kanker.
Yang menarik, angka 10.000 langkah per hari yang selama ini menjadi acuan, berasal dari kampanye pemasaran pedometer di Jepang pada tahun 1960-an, bukan dari dasar ilmiah.
“Manfaat jalan kaki sudah bisa didapatkan bahkan sebelum 7.000 langkah. Setelah angka itu, manfaatnya memang cenderung mendatar,” ujar Paddy Dempsey, salah satu penulis studi dari University of Cambridge.
Dalam konteks sustainable lifestyle, berjalan kaki bukan hanya bermanfaat bagi kesehatan pribadi, tetapi juga mengurangi jejak karbon, memperkuat koneksi sosial, dan mendukung ruang kota yang lebih ramah pejalan kaki.
Baca Juga:
- Danantara Danai Proyek Hilirisasi, DPR: Lingkungan Harus Jadi Prioritas
- KLH: Pembakaran Lahan Adalah Kejahatan Lingkungan Berat
- Lewat IELF 2025, CESGS Gaungkan Peran ESG untuk Pertumbuhan Bisnis Berkelanjutan
Peneliti juga menekankan bahwa setiap langkah berarti, bahkan jika belum bisa mencapai target.
“Jika Anda hanya bisa 2.000 atau 3.000 langkah sehari, tambahkan 1.000 langkah saja. Itu sekitar 10–15 menit berjalan santai,” lanjut Dempsey.
Sebagai panduan, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan minimal 150 menit aktivitas fisik intensitas sedang per minggu sebagai bagian dari gaya hidup sehat dan berkelanjutan.