Tito Karnavian: Privilege Ekologi Indonesia Harus Dioptimalkan untuk Pertanian Berkelanjutan

JAKARTA, sustainlifetoday.com — Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian menegaskan bahwa Indonesia memiliki modal alami yang luar biasa untuk mendukung pertanian berkelanjutan. Dengan iklim tropis, sinar matahari sepanjang tahun, ribuan sungai, hingga ratusan gunung, Indonesia dinilai punya keunggulan penting yang tidak dimiliki banyak negara lain.
Menurut Tito, kelebihan tersebut membuat Indonesia bisa terus memproduksi hasil pertanian dan perkebunan sepanjang tahun, berbeda dengan negara empat musim yang hanya dapat bercocok tanam selama enam bulan.
“Kita kadang-kadang tidak menyadari bahwa kita adalah negara tropis. Negara yang dikaruniai Allah Swt, sepanjang tahun kita memiliki sinar matahari. Modal penting untuk tumbuhnya tanaman, peternakan, dan lain-lain,” ujarnya di Jakarta, Senin (22/9).
Selain iklim tropis, Indonesia juga kaya akan sumber daya air. Data yang disampaikan Tito mencatat terdapat sekitar 70.000 sungai, 40.000 daerah aliran sungai, dan lebih dari 5.000 danau serta waduk, baik alami maupun buatan. Kekayaan air ini menjadi cadangan penting untuk menopang pertanian sekaligus menjaga ekosistem ketahanan pangan nasional.
Tito bahkan membandingkan kondisi ini dengan kawasan Jazirah Arab yang tidak memiliki aliran sungai sama sekali.
Baca Juga:
- Shell dan SPBU Swasta Akhirnya Setuju Beli BBM Lewat Pertamina, Bahlil: Kualitas Terjaga
- Erajaya Kumpulkan 2.255 Unit Sampah Elektronik, Hemat Emisi dan Energi
- Jakarta akan Perbanyak TPS 3R untuk Hadapi 8.000 Ton Sampah per Hari
Tidak hanya itu, Indonesia juga memiliki 581 gunung aktif dan nonaktif yang menyimpan mineral penting bagi pertanian sekaligus berperan dalam keseimbangan ekosistem.
“Mari kita lihat negara kita, bandingkan dengan negara lain. Singapura tidak punya gunung, yang ada hanya Bukit Timah setinggi 200 meter. Maldives dataran tertingginya hanya 2 meter,” kata Tito.
Ia menekankan bahwa modal alami tersebut harus dioptimalkan secara berkelanjutan, melalui hilirisasi dan industrialisasi pertanian, penguasaan teknologi, hingga peningkatan kapasitas petani.
“Apalagi, kita negara kepulauan terbesar di dunia. Itu privilege yang diberikan Tuhan kepada kita yang kadang-kadang tidak kita sadari,” tambah Tito.
Dengan kekayaan alam yang melimpah, Indonesia berpeluang besar menjadi pusat pertanian berkelanjutan dunia, asalkan strategi pengelolaannya berpihak pada ekologi dan keseimbangan lingkungan.