Tanggapi Inovasi BBM Ramah Lingkungan Bobibos, Bahlil: Kita Pelajari Dulu
Jakarta, sustainlifetoday.com — Sebuah inovasi energi alternatif karya anak bangsa tengah menjadi sorotan publik. Dikenal dengan nama Bobibos, singkatan dari Bahan Bakar Original Buatan Indonesia Bos produk ini dikembangkan dari limbah jerami dan diklaim memiliki angka oktan (RON) 98, setara dengan bahan bakar beroktan tinggi.
Bobibos dikembangkan oleh sekelompok peneliti muda melalui PT Inti Sinergi Formula di Lembur Pakuan, Subang, Jawa Barat, yang berupaya mengubah limbah pertanian menjadi sumber energi ramah lingkungan. Proyek ini bertujuan membuka peluang ekonomi baru di pedesaan dengan memberdayakan petani agar tidak hanya bergantung pada hasil panen, tetapi juga dapat memperoleh pendapatan tambahan dari limbah jerami.
Melansir laman bapenda.jabarprov.go.id, Bobibos telah diuji coba di lapangan menggunakan mesin traktor diesel, dengan hasil yang cukup menjanjikan: mesin berjalan stabil, asap buangan lebih bersih, dan tenaga lebih ringan. Uji laboratorium oleh Lemigas bahkan menunjukkan angka oktan mencapai 98,1.
Melihat maraknya pemberitaan mengenai inovasi ini, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia memberikan tanggapannya.
“Kita pelajari dulu ya, kita pelajari dulu,” ujar Bahlil singkat dikutip dari tayangan video KompasTV, Kamis (13/11).
Bahlil menegaskan, pemerintah tidak ingin gegabah menanggapi setiap klaim inovasi energi baru tanpa uji validasi teknis dan laboratorium yang jelas.
Menurutnya, aspek keselamatan, kualitas bahan bakar, dan kelayakan komersial menjadi faktor penting sebelum produk seperti Bobibos bisa dipasarkan secara luas.
Baca Juga:
- Indonesia Pimpin Aksi Iklim Global di COP30, Menteri Hanif: Kami Siap Jadi Jembatan Hijau Dunia
- Anggota DPR Kritik Keras Industri AMDK yang Abaikan Keadilan Ekologis
- Toyota dan Pertamina Bangun Pabrik Bioetanol di Lampung, Bahlil: Semakin Banyak, Semakin Bagus
Dari sisi potensi ekonomi, para pengembang memperkirakan setiap hektar sawah mampu menghasilkan 3.000 liter bahan bakar. Dengan luas lahan 1.000 hektar, wilayah seperti Lembur Pakuan berpotensi memproduksi jutaan liter Bobibos per tahun. Selain bahan bakar, proses produksinya juga menghasilkan pakan ternak dan pupuk organik, menciptakan rantai ekonomi sirkular yang berkelanjutan.
Kalangan akademisi pun menilai inovasi Bobibos menjanjikan sebagai solusi energi alternatif masa depan, meski tetap memerlukan kajian multidisipliner yang ketat sebelum dapat diimplementasikan secara luas.
