Situasi Demo Memanas, Omzet Mal di Jakarta Merosot Hingga 50 Persen
Jakarta, sustainlifetoday.com — Situasi memanas di Jakarta dan sejumlah kota dalam beberapa hari terakhir berdampak pada aktivitas pusat perbelanjaan. Ketua Umum Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Alphonzus Widjaja menyebut tingkat transaksi di mal menurun drastis.
“Penurunan transaksi sekitar 50 persen per hari. Sejak Jumat lalu (sepi pengunjung),” kata Alphonzus dilansir Detik, Senin (1/9).
Ia menjelaskan, rata-rata nilai transaksi di 100 mal di DKI Jakarta biasanya menembus Rp500 miliar per hari. Namun kini nilainya hanya separuh dari kondisi normal. Dampak penurunan dirasakan hampir seluruh gerai, kecuali kebutuhan sehari-hari yang masih berjalan stabil.
Meski demikian, Alphonzus memastikan mal tetap beroperasi normal dengan mengutamakan keamanan dan kenyamanan pelanggan.
Ketua Umum Himpunan Peritel dan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (Hippindo) Budihardjo Iduansjah menambahkan, kerugian belum dapat dihitung secara pasti. Namun, nilainya diperkirakan besar.
“Kalau kerugian belum dapat ya, tapi kalau di Jakarta saja dalam sehari sudah beberapa ratus miliar,” ujarnya.
Baca Juga:
- Pemerintah Janji Investigasi Kasus Ojol Tewas Terlindas Rantis Brimob
- WWF: Perempuan Papua Garda Terdepan dalam Menjaga Lingkungan
- Serikat Pekerja Angkutan Indonesia hingga Koalisi Ojol Kutuk Tragedi Ojol Tewas Terlindas Rantis Brimob
Menurut Budihardjo, dampak paling terasa terjadi di mal-mal dekat lokasi demonstrasi, seperti kawasan Senayan. Sementara pusat belanja di Bogor, Cibubur, Serpong, hingga Pluit masih ramai pengunjung.
“Department Store, fesyen terdampak ya, tapi untuk supermarket, restoran masih lumayan peningkatan di pinggiran mungkin karena ada panic buying, ya. Bioskop juga (terdampak) karena orang takut keluar,” kata dia.
Sebelumnya, gelombang demonstrasi berlangsung di Jakarta dan sejumlah kota dipicu keresahan warga atas kenaikan tunjangan dan perilaku sejumlah anggota DPR. Kericuhan memuncak setelah seorang pengemudi ojol, Affan Kurniawan, tewas terlindas kendaraan polisi pada Kamis (28/8). Peristiwa itu diikuti aksi pembakaran gedung pemerintahan dan legislatif serta penjarahan rumah pejabat oleh orang tak dikenal.
Menanggapi kondisi tersebut, Presiden Prabowo Subianto menggelar rapat bersama menteri di Istana Kepresidenan, Minggu (31/8). Ia meminta aparat menindak tegas pelanggaran yang terjadi.
“Mari kita jaga persatuan nasional. Indonesia di ambang kebangkitan. Jangan mau kita diadu domba. Suarakan aspirasi dengan damai, tanpa kerusuhan, tanpa penjarahan, tanpa merusak fasilitas umum,” kata Prabowo.
