Puncak Musim Hujan Diprediksi November–Februari, BMKG: Waspada Cuaca Ekstrem

JAKARTA, sustainlifetoday.com — Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengingatkan masyarakat untuk mewaspadai potensi bencana hidrometeorologi seiring masuknya Indonesia pada masa peralihan musim. Saat ini, sebagian wilayah Tanah Air sudah mulai diguyur hujan setelah kemarau panjang.
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menuturkan bahwa puncak musim hujan tahun ini akan terjadi secara bertahap, dengan periode berbeda di tiap wilayah.
“Puncaknya bervariasi, mulai dari bulan November, ada yang di bulan Desember, Januari, dan Februari. Di saat puncak ini dikhawatirkan bencana hidrometeorologi,” ujar Dwikorita dalam konferensi pers yang disiarkan live di YouTube BMKG, Jumat (12/9).
Ia menambahkan, masa peralihan dari musim kemarau ke musim hujan kerap disertai fenomena cuaca ekstrem. Salah satunya ditandai dengan banjir bandang di Bali beberapa hari lalu.
Prediksi Puncak Musim Hujan di Indonesia
- September–Oktober 2025: Aceh, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Papua Barat, dan Papua.
- November–Desember 2025: Sebagian besar Sumatera, Banten bagian selatan, Jawa Barat bagian selatan, Jawa Tengah bagian selatan, sebagian Jawa Timur, sebagian besar Kalimantan, Sulawesi bagian utara dan barat, sebagian Maluku Utara, sebagian Maluku, sebagian Papua Barat, dan Papua bagian tengah.
- Januari–Februari 2026: Jambi bagian selatan, Bengkulu bagian selatan, Sumatera Selatan bagian timur, sebagian besar Jawa, Bali, NTB, NTT, Sulawesi Utara bagian barat, Gorontalo bagian barat, sebagian Maluku, sebagian Papua Barat, dan sebagian besar Papua.
- Maret–Juni 2026: Sulawesi bagian tengah, timur, dan selatan, sebagian Maluku Utara, sebagian Maluku, Papua bagian utara, serta Papua bagian barat.
Dwikorita menegaskan, pemahaman masyarakat terkait pola musim ini menjadi penting agar langkah mitigasi dapat dilakukan sejak dini. Dengan begitu, risiko kerugian akibat banjir, longsor, dan bencana iklim lainnya bisa ditekan.
Baca Juga: