Penelitian: Hutan Amazon Bisa Hilang dalam 100 Tahun Akibat Perubahan Iklim

JAKARTA, sustainlifetoday.com — Hutan hujan Amazon, yang selama ini dikenal sebagai paru-paru dunia, menghadapi ancaman serius. Peneliti memperingatkan bahwa dalam 100 tahun ke depan, Amazon berisiko berubah drastis menjadi sabana kering akibat kombinasi perubahan iklim dan deforestasi.
Amazon bukan sekadar bentang alam hijau. Dengan luas lebih dari 6 juta kilometer persegi, hutan ini menjadi rumah bagi 10 persen spesies tanaman dan hewan di dunia, serta menyimpan hingga 154 miliar ton karbon. Tak hanya itu, peran Amazon dalam siklus air global sangat penting, menerima lebih dari 180 cm curah hujan setiap tahun dan mendistribusikannya kembali ke atmosfer.
Namun, dalam satu abad terakhir, hutan ini semakin rentan. Kekeringan dan kebakaran hutan yang kerap melanda mempercepat kerusakan ekosistem. Data Global Forest Review dari World Resources Institute mencatat, hanya di Brasil, Amazon kehilangan 28.000 km persegi hutan pada 2024, setara negara bagian Massachusetts di AS.
“Kami cukup yakin bahwa pergeseran seperti itu mungkin terjadi. Pertanyaannya adalah sejauh mana perubahan iklim dan/atau deforestasi akan menyebabkan sistem berubah,” ujar Andrew Friend, profesor ilmu sistem bumi di University of Cambridge dilansir dari Live Science, Senin (18/8).
Dalam studi yang dipublikasikan di Geophysical Research Letters, Friend dan timnya memodelkan respons Amazon terhadap gabungan dampak deforestasi dan iklim. Hasilnya, mereka mengidentifikasi tiga titik kritis, yaitu:
- penurunan tutupan hutan sebesar 65 persen,
- penurunan kelembapan dari Samudra Atlantik sebesar 10 persen,
- atau penurunan curah hujan sebesar 6 persen.
Jika ambang batas ini terlampaui, perubahan kecil saja dapat mendorong Amazon masuk ke fase “titik balik”, berubah dari hutan hujan lebat menjadi padang rumput kering.
Baca Juga:
- Fenomena Langka Blood Moon Hiasi Langit Indonesia September Mendatang
- Penjualan Naik Pesat, BYD Jadi Merek Mobil Listrik Terlaris di Indonesia
- METI Dorong Energi Terbarukan, Kunci Wujudkan Ekonomi Hijau Indonesia
Siklus alami Amazon yang menghubungkan tanah, vegetasi, dan atmosfer terancam runtuh. Pohon yang biasanya menyerap air tanah lalu melepaskan uap air ke atmosfer, proses yang penting untuk menciptakan hujan akan semakin berkurang. Akibatnya, curah hujan turun, tanah mengering, dan hutan kehilangan daya hidupnya.
Meski ada peneliti lain yang skeptis, hasil kajian ini menjadi alarm keras. Amazon bukan hanya urusan Amerika Selatan, melainkan juga penentu stabilitas iklim global. Jika paru-paru dunia ini runtuh, konsekuensinya akan terasa hingga ke seluruh planet.