Laporan WEF: Krisis Iklim Bisa Bikin Dunia Rugi Rp23.000 Triliun!

JAKARTA, sustainlifetoday.com — Perubahan iklim bukan hanya soal lingkungan, tetapi juga ancaman serius terhadap kesehatan dan ekonomi global. Dalam 25 tahun ke depan, dampak kesehatan akibat iklim diproyeksikan menyebabkan hilangnya produktivitas senilai lebih dari 1,5 triliun dolar AS atau setara Rp23.000 triliun.
Proyeksi tersebut termuat dalam laporan terbaru World Economic Forum (WEF) berjudul Building Economic Resilience to the Health Impacts of Climate Change, yang dikembangkan bersama Boston Consulting Group (BCG). Laporan ini mengevaluasi dampak kesehatan akibat iklim di empat sektor ekonomi paling terdampak: makanan dan pertanian, lingkungan binaan, kesehatan dan layanan kesehatan, serta asuransi.
“Kita memasuki era di mana melindungi kesehatan pekerja terbukti penting untuk kelangsungan bisnis dan ketahanan jangka panjang. Setiap tahun kita menunda mengintegrasikan ketahanan ke dalam keputusan bisnis, risiko terhadap kesehatan manusia dan produktivitas akan meningkat, dan biaya adaptasi pun akan terus naik,” kata Eric White, Kepala Divisi Ketahanan Iklim di WEF, dikutip dari Eco Business, Senin (22/9).
Sektor Paling Rawan Kerugian
Analisis WEF menunjukkan, gangguan akibat iklim dapat menimbulkan kerugian signifikan di berbagai sektor:
- Makanan dan pertanian: potensi kerugian produksi senilai 740 miliar dolar AS, mengancam ketahanan pangan global.
- Lingkungan binaan: diperkirakan memicu kerugian produktivitas hingga 570 miliar dolar AS.
- Kesehatan dan layanan kesehatan: berisiko kehilangan produktivitas sekitar 200 miliar dolar AS akibat penyakit terkait iklim.
Sementara itu, industri asuransi diproyeksikan menghadapi lonjakan tajam klaim terkait kesehatan iklim, menambah tekanan pada sistem finansial.
Baca Juga:
- Shell dan SPBU Swasta Akhirnya Setuju Beli BBM Lewat Pertamina, Bahlil: Kualitas Terjaga
- KLH Tindak Pelanggaran Lingkungan, Sanksi Rp175,7 Miliar Disetor ke Negara
- Jakarta akan Perbanyak TPS 3R untuk Hadapi 8.000 Ton Sampah per Hari
“Saat suhu naik, jutaan pekerjaan menjadi lebih berbahaya, atau bahkan hilang sepenuhnya. Hal ini mendorong keluarga-keluarga jatuh lebih dalam ke jurang kemiskinan, serta mengubah tempat dan cara hidup masyarakat agar bisa berkembang,” papar Naveen Rao, Wakil Presiden Bidang Kesehatan dari Rockefeller Foundation.
WEF menekankan, perusahaan harus segera bertindak untuk melindungi kesehatan karyawan, membangun ketahanan operasional, dan menjaga produktivitas. Adaptasi terhadap panas ekstrem, penyakit menular, dan risiko kesehatan lainnya kini menjadi keharusan strategis.
Laporan ini juga menegaskan bahwa perusahaan yang berinvestasi lebih awal dalam adaptasi kesehatan iklim dapat memperoleh manfaat ganda: mengurangi risiko sekaligus membuka peluang inovasi, pertumbuhan bisnis, dan pemenuhan kebutuhan pasar.
Namun, upaya ini harus ditopang oleh kebijakan yang suportif, sistem data kesehatan-iklim yang terintegrasi, serta pendanaan inovatif untuk memobilisasi modal secara berkelanjutan.