Isu Lingkungan Jadi Alat Geopolitik, Indonesia Harus Waspada

Jakarta, sustainlifetoday.com — Isu lingkungan tak lagi hanya soal konservasi atau menjaga alam semata. Dalam lima tahun terakhir, posisi lingkungan hidup telah bergeser menjadi alat tawar-menawar dalam geopolitik global. Indonesia, sebagai negara dengan kekayaan hayati luar biasa, dinilai perlu menyikapi dinamika ini dengan lebih serius.
Rektor Universitas Indonesia, Heri Hermansyah, menegaskan bahwa lingkungan kini menjadi bagian dari strategi tekanan dan pengaruh dalam hubungan antarnegara.
“Kita menyaksikan dalam lima tahun terakhir, lingkungan bukan sekadar lagi lingkungan secara polos, bahwa lingkungan harus kita jaga, tetapi telah menjadi suatu alat atau komoditas dalam pressure geopolitik,” ujar Heri dalam dilansir pada Kamis (30/7).
Ia menyebutkan bahwa posisi Indonesia sebagai Jamrud Katulistiwa—dengan keanekaragaman hayati yang tinggi dan posisi geografis strategis—menjadikannya laboratorium hidup tropis yang penting bagi dunia. Namun ironisnya, banyak negara justru datang untuk meneliti dan membawa pulang data, sementara Indonesia sendiri belum tentu memiliki akses penuh terhadap informasi tersebut.
Contoh konkret lainnya adalah dalam konteks perang Rusia–Ukraina. Ketika pasokan minyak bunga matahari terganggu, minyak kelapa sawit Indonesia bisa masuk ke pasar Eropa tanpa hambatan seperti biasanya.
“Ini artinya, terkadang lingkungan menjadi alat untuk menekan, alat untuk permainan dalam penguasaan sumber daya, penguasaan otoritas, dan berbagai penguasaan lainnya,” kata Heri.
Ia menekankan pentingnya strategi jangka panjang berbasis kepentingan nasional untuk mengelola kekayaan hayati dan sumber daya lingkungan secara adil dan berkelanjutan. Universitas Indonesia, khususnya Sekolah Ilmu Lingkungan, disebutnya memiliki peran penting dalam menghasilkan riset dan kebijakan yang mendukung tujuan tersebut.
“Keberlanjutan ini harus dipikirkan secara strategis, baik dari sisi kebijakan maupun keilmuan, yang mendukung pertumbuhan ekonomi dan kejayaan bangsa Indonesia,” pungkasnya.