AHY: Kereta Api Berperan Capai Target Nol Emisi Nasional 2060

Jakarta, sustainlifetoday.com – Pemerintah Indonesia menyoroti potensi besar transportasi kereta api dalam misi menuju nol emisi pada 2060. Dalam pembukaan Indonesia Railway Conference 2025 bertema “Railway Transformation for Innovation and Sustainable Development”, Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), menegaskan bahwa perkeretaapian bisa menjadi tulang punggung transisi energi sektor transportasi nasional.
“Kereta api memiliki potensi sebagai moda transportasi yang paling ramah lingkungan di Indonesia dan bisa memainkan peran sentral dalam mencapai target nol emisi nasional maupun global pada 2060,” ujar AHY dalam sambutannya di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Selasa (29/7).
Berdasarkan data Asian Transport Outlook 2024, sektor perkeretaapian hampir tidak menyumbang emisi CO₂ nasional. Sebaliknya, sektor transportasi jalan menyumbang 89,7 persen, disusul transportasi laut 5,5 persen, dan udara 4,8 persen.
Untuk mengoptimalkan peran kereta api dalam agenda iklim nasional, AHY menekankan pentingnya investasi dalam elektrifikasi jalur, modernisasi sistem, dan revitalisasi infrastruktur lama, termasuk lebih dari 75 jembatan kereta api yang kini dalam kondisi kritis karena telah berusia lebih dari satu abad.
“Hal ini sangat mendasar untuk memastikan keselamatan, keandalan, dan ketahanan jangka panjang,” tambahnya.
Baca Juga:
- 41 Perguruan Tinggi Dilibatkan dalam Program Kampus Ramah Sampah
- Brantas Abipraya Pulihkan Ekosistem Laut Lewat Penanaman Terumbu Karang
- Dukung Ekosistem Sungai, BRI Peduli dan Sungai Watch Revitalisasi Tukad Badung
AHY juga menyoroti relevansi kegiatan Railway Tech dan Inamarine 2025 sebagai forum strategis yang bukan sekadar ajang pameran, tetapi juga ruang untuk pertukaran gagasan, inovasi teknologi, dan kolaborasi lintas sektor.
“Forum ini membantu menyelaraskan kebijakan publik dengan inovasi swasta dan mendukung pengembangan ekosistem transportasi yang lebih terintegrasi, efisien, dan berdaya tahan,” ujarnya.
Sebagai bagian dari upaya menyatukan langkah menuju transformasi sistemik, pemerintah tengah menyusun Rancangan Undang-Undang Sistem Transportasi Nasional. RUU ini ditujukan untuk merampingkan puluhan regulasi yang tumpang tindih menjadi satu payung hukum terintegrasi, guna memperkuat koordinasi dan mendorong pengembangan transportasi multimoda.
AHY menyebut kebijakan ini menjadi bagian dari strategi besar pembangunan nasional, termasuk percepatan pembangunan wilayah timur Indonesia, penguatan konektivitas, dan ketahanan nasional.
“Termasuk mempercepat pembangunan di wilayah timur Indonesia dan memperkuat ketahanan nasional dalam hal keamanan pangan, air, dan energi,” tegas AHY.